Rabu, 04 April 2012

Taruhan Dengan Abg Desa... Menang-kalah Tetep Exe...

Bbrp hari yang lalu,saat PoL menghilang dr peredaran dunia maya,PoL dapet bbrp pengalaman yg cukup utk memuaskan dahaga birahi. Diantara 3 kejadian mupeng tsb,mnrt PoL yg cocok utk diceritakan adalah yang ini. Begini....

Bbrp hari yang lalu,disaat waktu luang aku diminta oleh salah satu tmn bokap utk memberikan sedikit ilmu bahasa inggris dan olah vokal untuk anknya. Bkn les sebenernya krn dlm hal ini aku tidak mau dibayar. Tmn bokap ini memang kenal baik denganku. Akupun sering kermhnya utk sekedar silahturahmi. Rumahnya didaerah pedesaan yg lumayan jauh dr pusat kota. Lumayan jauh memang dr rumahku. Tp tak masalah.
Nah...karena aku terkadang sering berkunjung itulah,aku jadi akrab dengan Pak Min,sebut saja begitu dan anknya yg bernama Nana. PAk Min ini seorang duda,dan tinggal dirumah hanya dgn putrinya itu. Makin lama aku akrab dengan anaknya itu. Masih duduk di bangku SMA kls 2.
Suatu hari,Pak Min datang kermh dan ngobrol denganku,krn saat itu bokap sedang keluar. Dia bercerita ini-itu,hingga akhirnya PAk Min meminta tolong agar aku mau mengajari Bahasa Inggris dan Olah vokal dlm hal menyanyi krn memang anknya itu suka menyanyi. Akupun setuju. Dan Keesokan harinya,akupun berangkat kerumah Pak Min. Sesampai dsna,ternyata PAk Min sedang keluar dan hanya ada anknya seorang. Akupun dipersilahkan masuk. Nana saat itu tengah memakai baju ketat dan memakai hot pants pendek dan ketat. Dia bilang baru sja mandi karena udaranya bikin gerah siang itu. Nana pun cuek krn memang saat aku beberapa kali berkunjung,dia memang slalu memakai pakaian sejenis itu.
Pelajaran Bahasa inggris pun dimulai selama kurang lebih 1 jam. Kamipun terkadang bercanda.
Lalu,saat beristirahat sejenak itu kami kembali ngobrol2.
"Lho,ayahnya emang kemana ? Kok blm plg drtd ya ?",tanyaku.
"Nggak tau,Mas. Biasanya ya sore baru pulang.",jawabnya.
"Apa nggak bosen atw bete dirumah sendirian?"tanyaku lagi.
"Ya bosen bgt,Mas. Makanya kebetulan ada Mas disini,kan jadi ada temennya.",sahutnya.
Disela obrolan itu,posisi duduk Nana sedikit ngangkang. hingga nyeplak jelas banget belahan bukit kecil diantara selangkangannya. Dan posisi duduk itu bertahan cukup lama,tampaknya Nana cuek saja dgn posisi duduknya yg udah PW itu,hingga tak menyadari kalau itu membuat naluri alamiah seorang lelaki bisa bangkit.
Disela ngobrol itu,aku sesekali melihat belahan itu. Belum lagi ditambah baju ketat itu yang memperlihatkan belahan dadanya. Aku jadi bingung.
Karena kami sering bercanda yang memang terkadang sedikit vulgar sebelumnya,maka iseng kusindir2 soal pakaiannya itu.
"Na...pake baju ketat gitu emangnya ga takut ntr ada org yg ngerasa nafsu ?",tanyaku iseng.
"Ahh...kan yang ada dsni Mas kan. PAling2 ya Mas aja yg nafsu.",jawabnya enteng.
"Lha..ya klo soal itu ya,wajar lah. orang kamu pake pakaian gitu,udah gitu duduknya kyk gitu. Tuh keliatan nyeplak tuh di bawah.",candaku.
"Yee...sukanya ngintip.",ujarnya sambil membetulkan posisi duduknya.
"Lha..aku nggak ngintip koq,cuma ngelihat aja. Orang jelas gitu. JAngan2 ga pake daleman nih.",candaku.
"Ahh....sok tau si Mas ini. Kata sp aku ga pake daleman ?",ujarnya.
"Kataku lah. Lha itu td nyeplak banget tuh. Ga pake Cd ya ?",candaku lagi.
"Ahh...pake kok. sok tau Mas ah...",jawabnya sambil tersenyum.
"Ahh...ga percaya...",jawabku.
"Nggak percaya ? Mau bukti ? Tar aku buka,baru ya kebukti.",tantangnya.
"Lho...emang berani buka ? Hayo...buka aja klo brani.",sahutku.
"Apa taruhannya ?",ujarnya.
"Terserah. Atau klo kamu menang,kmu aku traktir makan plus aku beliin pakaian yg kamu mau.",jawabku.
"Oke. Janji ya. Napa jg ga brani. Orang ga ada Ayah aja koq."katanya.
"Tapi perjanjiannya,musti dipelorotin ampe bawah ya."ujarku.
"Yee...maunya. Ya udah. Tapi sekali aja. Ga boleh minta nambah liatnya.",jawabnya.
Aku hanya mengangguk,krn tak sabar. Jujur aku kaget dgn tantangannya,krn dia berani berbuat spt itu. Akhirnya,karena alasan takut dilihat tetangga,Nana mau membuka hot pant nya itu didalam kamarnya.

Setelah berada didalam kamar,Nana dgn malu2 hendak membuka bawahannya. Aku yang sudah tak sabar drtd hanya menunggu diiringi dgn menggeliatnya si Otong.
"Ayo...katanya mau buka. ga brani ya...? Kalah kalo gitu.",kataku.
"Eitt..kalah gimana. Bntr dl. Aku brani aja. cuman malu,Mas. hehehe...",jawabnya.
"Malu kenapa ? Katanya tadi berani. Apa perlu aku yang bukain nih ?"candaku.
Nana hanya terdiam sejenak sambil tersenyum. Lalu perlahan dia mulai memelorotkan hot pant nya itu sedikit kebawah. Mataku hanya bisa menatap tajam kearah bawah perutnya itu. Hingga dia pelorotkan sampe terlihat bulu jembinya sedikit,lalu dia berhenti memelorotkannya.
"Lho...belum sampe bawah lho... sesuai perjanjian kan tadi ?",ujarku.
"Malu,Mas..."jawabnya sambil tersenyum.
"Ah...np jg malu. toh udah setengah,skalian aja. Tuh bulunya aja udh keliatan tuh.",candaku.
Lalu dipelorotkannya lagi sedikit kebawah,hingga sebatas selangkangannya.
"Udah kan...? aku pake kan ?"ujarnya.
"Lho...tapi kan belum sampe bawah. Kan sampe lutut perjanjiannya. Ga brani ?",ujarku.
Nana yang saat itu tengah berdiri disamping kasurnya hanya tersenyum malu. Aku yang berdiri di pintu kamar,hanya bisa menahan konak.
"Iya,deh...Cerewet deh Mas ini. Nih,Aku pelorotin skalian deh. Aku lepas."ujarnya sambil melepas hotpant beserta CD nya hingga bagian bawah itu terlihat dengan jelas. Bulu jembinya memang tak lebat. Khas ABG. Aku mengamati dengan seksama.
Disela2 aku mengamati,tiba2 Nana memulai obrolan yg sungguh tak pernah aku duga.
"Hayo...Klo mas terus2an ngeliat punyaku,pasti berdiri tuh burungnya.",ujarnya.
"Ah...sok tau."jawabku.
"Ahh...pasti iya. Bnr kan...?Taruhan ?",ujarnya.
"Lha...taruhan apa ?",tanyaku.
"Terserah. Klo Mas kalah,Mas kasih aku uang 50rb aja deh.",ujarnya.
"Boleh."pikirku.
Aku memang pasti kalah,karena memang otong sudah mulai menegang. Aku hendak membuka tapi sedikit ragu. Lalu,tiba2,Nana menawarkan diri utk membuka celanaku,karena memang dia menungguku membuka kelamaan. ( sengaja )
"sini aku bukain aja deh. Kelamaan Mas ini. Mau gak ?",katanya.
"Ya buka aja."jawabku.
Pucuk dicinta nikmat pun tiba,pikirku.....
Lalu,Nana mulai menghampiriku masih dengan kondisi telanjang bagian bawahnya. Dia berdiri didepanku tepat,dan kurasakan tangannya mulai melonggarkan sabuk,lalu membuka resleting celanaku. Lalu,kemudian dipelorotkannya celana beserta CD. Namun mata Nana masih tetap menatap mataku. Terasa penisku yang menegang mulai menyentuh bagian perutnya. Nana masih menatap wajahku. Iseng2,kucoba untuk memegang pinggulnya,dia diam saja. Lalu kulanjutkan memegang pantatnya,dia tetap diam sambil terus memandangiku. Segera kudekatkan bibirku ke arah bibirnya,dan kucoba mencium bibirnya. Ternyata dia membalas dengan melumat bibirku. Akhirnya kamipun berciuman. Disela berciuman,kucoba untuk meremas payudaranya yg bkn termasuk kategori toge. Besarnya sih lumayan,namun ga toge.
Kumasukkan tanganku kebalik bajunya. Karena sedikit ketat,dan tangaku tak leluasa menjamah,perlahan kuangkat baju itu dan kubuka kaitan bra nya. Terlepaslah bra itu. Kini tanganku leluasa piknik kearea gunung kembarnya. Sambil berciuman,kuremas2 dan kumainkan putingnya dgn jariku. Dia pun tak mau kalah sepertinya. Perlahan kurasakan tangannya mulai menyentuh batang penisku,dan menggenggamnya lalu dipijit dan dikocoknya perlahan. Lalu,tiba2 dia menghentikan ciumannya.
"Mas kalah kan. Aku menang 2x. sekarang Mas kasih aku 50rb dulu,trus habis itu nanti malem ajak aku keluar buat byr hutang kalah taruhannya."ujarnya.
Sialan....masa' kentang gni.... Tp bkn PoL namanya klo ga bisa diakhiri dgn exe.
"Ya...pasti aku byr koq. Tenang aja. Sekarang berhubung kmu udh bikin tegang "adek" q ini,maka harus dilemesin lagi.tar malah aku kasih 100rb langsung.",ujarku.
"Caranya ?",tanyanya sok polos.
Aku tak menjawab,langsung saja kurebahkan tubuhnya diatas kasur,dan kami pun berciuman kembali. Disaat berciuman itu,kusentuh bibir vaginanya dengan jariku. Basah...
rupanya Nana sudah "on". Kumainkan dan kuelus2 klitorisnya,dan itu membuat Nana menggeliat. Kaos ketatnya yg masih tersingkap keatas membuatku leluasa menghisap putingnya yang berwarna coklat muda itu. Nana mulai mendesah2 kecil akibat kelakuan nakalku.
Jilatanku merambah kebawah,dan mulai kuciumi selangkangannya. Lalu,lidahku mulai bermain2 di bibir vaginanya. Dan kumainkan klitorisnya menggunakan lidahku.
"Ugghh....",desah Nana sambil menggeliat.
Kulihat Nana mendesah dan terus menggeliat tiap klitorisnya kusapu dengan lidahku. Matanya pun terpejam seakan menikmati saat vaginanya dijilat.

Nana sangat menikmati sekali. Kulihat jg vaginanya memang mulai basah kuyub dan berwarna pink. Sepertinya jarang dipake nih,pikirku.
Lalu,setelah jilmek,akupun berbaring dan Nana kuminta BJ. Memang perlu sedikit diajarin proses foreplay kyknya nih... Tak lama kemudian,Nana mulai menghisap kepala penisku. Hangat dan lembut kurasakan bibir Nana menyentuh kulit penisku. Dia mulai menghisap penisku,nikmat sekali walau terkadang masih terkena gigi. Tapi itu tak mengurangi kenikmatan yg kuterima. BJ tak berlangsung lama. Nana menyudahi aktivitas BJ nya.
"Mas...udahan ya ngemutnya... langsung dimasukin aja ya. Soalnya aku ga jago ngemut.",katanya.
Aku hanya mengangguk. Lalu,Nana mulai mengangkang diantara selangkanganku. Dipegangnya penisku dan diarahkan ke vaginanya yang sudah basah itu. Susah memang masuknya,karena memang vagina Nana masih peret dan sempit. Krn dngr dr bbrp obrolan,dia pnh mengaku hanya ML 3x saat berpacaran dulu. Dan kini terbukti bahwa vaginanya memang masih sempit.
Perlahan kepala penisku masuk,lalu dengan sedikit dorongan,masuklah semua batang penisku kedalam vaginanya yg sempit itu. Nana mendesah saat penisku tenggelam ditelan vaginanya. Penisku rasanya benar2 dijepit. Lalu,Nana mulai bergerak naik-turun dengan perlahan.
"Ughh...uhhh...",rintihnya.
Sambil bergoyang,Nana melumat bibirku. Sesekali memang goyangannya terhenti. Dan langsung saja kuangkat sedikit pantatnya,dan kugerakkan penisku naik-turun.
"aggghhhh..ahhhh....",rintihnya disela2 menikmati dorongan penisku.
Bbrp menit kemudian,kuminta berganti posisi. Doggy. Nana bilang blm pernah mencoba Doggy. JAdi kusuruh dia nungging,lalu perlahan kubenamkan penisku kedalam vaginanya. Memang masih terasa sempit. Setelah penisku masuk semuanya,lalu kugerakkan pinggulku maju-mundur.
"Agghh...mpphh...",desah Nana pelan.
Karena memang takut diketahui org lain,maka kami melakukannya secara quickie. Nana tampak menikmati posisi Doggy itu. Berulang kali kudengar desahannya walaupun pelan.
Tak lama,langsung kuminta dia berbaring terlentang. Nana menurut. Lalu,kuarahkan penisku diantara selangkangannya. Lalu,kugesek2 perlahan dn kembali ku masukkan penisku.
"mpphhh..",desahnya pelan.
Akupun menggoyang tubuh seksi Nana itu dengan cepat,tak lama kemudian Nana merangkul erat tubuhku. Kudekatkan wajahku diwajahnya. Lalu kudengar nafas Nana memburu dan akhirnya dia tak kuat menahan desahan orgasmenya.
"Agghh...ahhhh...ahhhh..",rintihnya pelan saat orgasme.
Karena Nana sudah mencapai orgasme duluan,dan krn takut kepergok,maka akupun segera akan mengeluarkan lahar panas ini. Kugerakkan dengan cepat tusukan penisku. Penisku bnr2 terasa dijepit. Nana terus merangkul tubuhku. Lalu kubisikkan.
"Na...pernah nyobain sperma ?"tanyaku disela menggenjot tubuhnya.
"Beluuum..mass..mpphh..",katanya.
"MAu nyoba ? biar pernah gitu... Dikeluarin dimulut aja ya."kataku.
Nana hanya mengangguk. Lalu,kupercepat goyanganku hingga lahar panas serasa mengalir deras hendak menyembur. Segera kucabut penisku dari vagina Nana.
Kusodorkan penisku kearah mulutnya,dan Nana membuka mulutnya. Dikocoknya penisku dengan tangannya. Sambil kuminta menjilat2 bagian kepala penisku. Nana pun menjilati kepala penisku disela2 mengocok batangnya. Lalu,kugantikan peran mengocok tsb karena memang akan segera menyembur lahar panasku. Kuminta Nana membuka mulutnya,dan akhirnya....

CROOTTT...CROOTTTT..CROOOTT..

Muncratlah spermaku. Sebagian masuk kedalam mulut Nana,dan sebagian ada yang mendarat diwajahnya. Lalu,disaat muncratan itu melemah,kuminta Nana mengulum dan menghisap penisku. Dihisapnya penisku hingga titik sperma penghabisan. Lalu,kutarik penisku,dan Nana tampak masih mengulum spermaku didalam mulutnya.
"Telan aja,Na..gpp koq...",kataku.
Lalu ditelannya spermaku. Dan diapun tersenyum.
"Agak asin ya rasanya,Mas. Baru kali ini aku ngerasain.",jawabnya.
"Enak kan ?",candaku.
Nana hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah itu kami pun segera membersihkan diri dan berpakaian lengkap dan kembali keluar diruang tamu. Disela2 ngobrol,ternyata Nana baru mengaku klo memang dia jarang ML dan memang ingin sekali ML. Dan dia mau melakukan denganku karena ternyata Nana mengagumiku. Entah itu dr hal apa.
Kamipun sepakat hal itu menjadi rahasia kami berdua,dan Nana pun sepakat kalau memang ada waktu dia bersedia ML denganku lagi. Lalu,tak lupa kuberikan dia uang 100rb yang kujanjikan.
Ya...itung2 lumayan lah. keluar duit tp dapet barang bening dan peret gni.
Hari beranjak gelap,dan Ayah Nana pun pulang. setelah Pak Min ini pulang,tak lama kemudian kami berpamitan keluar. Karena memang udh janji mau bayar taruhan,akhirnya akupun mengajak dia makan dan membelikan dia sebuah kaos dan jaket disalah satu distro dikotaku. Krn kebetulan pemilik distro itu tmn akrab SMA dl,jadi aku dapat diskon extra.
paling klo ditotal pengeluaran sekitar 350rb. Ya...lumayan lah... itung2 sebagai DC modal awal,kan selanjutnya bisa gretong....

Nikmatnya tubuh sekretaris cantik

Fabiola, yang biasa dipanggil Febby, seorang wanita cantik berusia 25 tahun. Febby bekerja disalah satu perusahaan pariwisata yang cukup terkenal sebagai sekretaris. Tubuh Febby cukup sintal dan berisi, didukung dengan sepasang gunung kembar berukuran 36B serta wajah yang cantik, membuat setiap pria pasti meliriknya, setiap kali ia berjalan.
Seperti biasa setiap hari Febby pergi ke kantornya di bilangan Roxi Mas, yang tanpa disadarinya ia dibuntuti sekelompok pemuda iseng yang hendak menculiknya.

Sudah beberapa hari para pemuda itu mempelajari kebiasaan Febby pergi dan pulang kantor. Dan hari itu mereka sudah menyusun rencana yang matang untuk menculik Febby. Tiba-tiba dijalan yang sepi taksi yang ditumpangi Febby dicegat secara tiba-tiba, dan sambil mengancam sopir taksinya, mereka langsung menyeret Febby masuk kedalam mobil mereka, dan tancap gas keras-keras, hingga akhirnya mobil mereka larikan kearah pinggir kota, dimana teman-teman mereka yang lain sudah menunggu disebuah rumah yang sudah dipersiapkan untuk 'mengerjai' Febby.

Didalam mobil Febby diapit oleh dua orang pemuda berkulit hitam, sedangkan yang dua lagi duduk dikursi depan. Febby sudah gemetaran karena takut, dan benar-benar tidak berdaya ketika dua orang yang mengapitnya memegang-megang tubuhnya yang sintal dan putih itu. Dua pasang tangan hitam bergentayangan disekujur tubuhnya, yang kebetulan pada hati itu Febby mengenakan rok lebar sebatas lutut, dengan atasan blouse putih krem yang agak tipis, hingga bra Wacoal hitam yang dikenakannya lumayan terlihat jelas dari balik blouse tersebut.

Dengan leluasa disepanjang jalan tangan-tangan jahil tertersebut bergentayangan dibalik rok Febby sambil meremas-remas paha putih mulus tersebut, hingga akhirnya mereka tiba dirumah tersebut, dan mobil langsung dimasukkan kedalam garasi dan rolling doorpun langsung ditutup rapat-rapat. Febby yang sudah terikat tangan dan kakinya, serta mulut tersumpal dan mata ditutup saputangan digendong masuk kedalam ruang tamu, dan didudukkan disofa yang cukup lebar.

Ikatan tangan, kaki, mulut dan mata Febby dibuka, dan alangkah terkejutnya ia sekitar tiga puluh pemuda yang hanya memakai cawat memandanginya dengan penuh nafsu seks. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Febby pun mulai dikerjai oleh mereka. Febby yang sudah tidak berdaya itu hanya bisa duduk bersandar di sofa dengan lemas ketika salah seorang lelaki mulai membuka kancing blouse-nya satu persatu hingga blouse putih tersebut dicopot dari tubuh sintalnya itu.

Beberapa orang lagi berusaha membuka rok merah Febby hingga Febby pun akhirnya hanya memakai bra hitam serta celana dalam nylon berwarna hijau muda, dan membuat dirinya terlihat makin menggairahkan, dan spontan saja para pemuda berandal tersebut langsung terlihat ereksi dengan kerasnya. Celana dalam Febby pun langsung buru-buru dilepas dan menjadi rebutan untuk mereka.

Febby dipaksa duduk dengan mengangkang lebar-lebar, hingga vagina-nya yang ditumbuhi rambut-rambut halus itu terlihat dengan jelas, dan mereka pun bergantian menjilati serta menghisap-hisap bibir vagina Febby dengan nafsunya. Kepala mereka terlihat tenggelam diantara kedua pangkal paha Febby, sementara yang lainnya bergantian meremas-remas kedua gunung kembar Febby yang montok itu. Kop BH Febby diturunkan ke bawah hingga kedua gunung kembarnya muncul bergelayutan dengan indahnya, dan menjadi bulan-bulanan pemuas nafsu untuk mereka.

Tidak puas dengan hanya meremas-remas saja, beberapa orang mulai mencoba untuk mengisap-ngisap puting susu gunung kembar Febby yang ranum itu, hingga akhirnya Febby pun dipaksa oral seks untuk mereka. Bergantian mereka memaksa Febby untuk mengulum-ngulum batang penis mereka keluar masuk mulutnya. Kepala Febby dipegangi dari arah belakang hingga tidak bisa bergerak, sementara itu yang lain bergantian mengeluar-masukkan batang penis mereka dimulut Febby yang seksi itu hingga mentok kepangkal paha mereka.

Batang penis yang rata-rata panjangnya 17 senti itu terlihat masuk semua kedalam mulut Febby, hingga mencapai kerongkongannya. Tak ketinggalan Febby pun dipaksa untuk 'mencicipi' buah zakar mereka secara bergantian. Sepasang buah sakar tampak terlihat dikulum Febby hingga masuk semua kedalam mulutnya yang mungil itu. Wajah Febby yang cantik itu bergantian ditekan-tekan diselangkangan para pemuda berandal tersebut hingga buah sakar mereka masuk semua kedalam mulutnya.

Setelah puas dengan acara 'pemanasan' tersebut Febby pun dipaksa tiduran diatas kanvas diruang tamu tersebut dan dengan paha yang mengangkang lebar, batang penispun mulai keluar masuk vagina Febby yang masih 'rapat' itu, mereka dengan tidak sabarnya bergantian menjajal vagina Febby dengan batang penis mereka yang rata-rata panjang dan besar itu. Bagi yang belum kebagian jatah terpaksa memainkan-mainkan penisnya diwajah dan mulut Febby.

Beberapa orang dengan nafsunya memukul-mukulkan batang penisnya di wajah Febby sambil mendesah-desah dengan nafsu. Bosan dengan gaya tiduran, Febby dipaksa duduk di sofa lagi dengan paha mengangkang lebar dan kembali 'di embat' bergantian, sementara bibir Febby tetap sibuk dipaksa mengulum batang penis yang tampak mengkilat karena air liur Febby yang menempel di batang penis tersebut.

Sementara para pemuda yang mendapat giliran mengocok vagina Febby tampak sangat bersemangat sekali hingga bunyi batang penis yang keluar masuk vagina Febby terdengar sangat jelas. Hampir dua jam sudah Febby "dikerjain" dengan intensif oleh puluhan pemuda tersebut, hingga akhirnya satu persatu mulai berejakulasi. Tiga puluh pemuda mengantri Febby untuk berejakulasi diwajah Febby yang cantik itu.

Dimulai oleh empat orang berdiri mengelilingi Febby dengan batang penis menempel disekitar wajah Febby yang cantik. Sementara seorang lagi mengocok vagina Febby dengan nafsunya, hingga akhirnya ia tak tahan lagi dan mencabut batang penisnya dari vagina Febby, dan.... croott.... crootttt... croooottttt!!! air mani muncrat mengenai sekujur wajah Febby, melihat hal tersebut yang lain pun tak mau ketinggalan dan bergantian mengocok-ngocok batang penisnya cepat-cepat diwajah dan mulut Febby, hingga berakhir dengan semprotan air mani diwajahnya. Bahkan tak sedikit mengeluarkan airmani nya didalam mulut Febby, lalu memaksa Febby untuk menelannya.

Sekitar dua puluh menit, wajah Febby dihujani 'air mani' yang kental itu, hingga Febby terlihat basah kuyub oleh sperma mulai dari rambut hingga gunung kembarnya terlihat mengkilat oleh basahnya sperma puluhan pemuda berandal tersebut.


Part II

Jam menunjukkan pukul jam satu siang, dan Febby pun baru selesai 'dikerjain' oleh mereka, dan terlihat lemas tak berdaya dengan muka yang masih belepotan sperma. Tiga orang pemuda membawa Febby kedalam kamar mandi yang terlihat sangat mewah, dan memandikan Febby dengan air hangat serta sabun cair yang sangat wangi. Febby disuruh tiduran sambil direndam air hangat, sementara ketiga pemuda tersebut bergantian menyabuni tubuh Febby yang putih sintal itu dengan bernafsu, sambil sesekali meremas-remas selangkangan dan gunung kembar Febby yang terasa licin oleh sabun tersebut. Hingga akhirnya ketiga pemuda tersebut sudah tidak tahan lagi dan Febby pun diperkosa lagi didalam kamar mandi itu.

Mereka mengeluarkan Febby dari bak rendam, dan dibawah pancuran air hangat Febby dipaksa nungging, dan dua pemuda bergantian menyetubuhi Febby dari arah belakang, sedangkan yang satunya mengeluarmasukkan batang penisnya di mulut Febby, sambil memegangi rambut Febby hingga kepala Febby tidak dapat bergerak. Setengah jam sudah Febby 'diobok-obok' didalam kamar mandi, dan diakhiri dengan meyemprotkan air mani masing-masing didalam mulut Febby, dan tiga porsi air mani itu dalam sekejap sudah pindah kedalam mulut Febby, dan sisa-sisa sperma masih terlihat berceceran disekitar wajah Febby yang putih itu.


Part III

Selesai dimandikan, Febby kembali didandani hingga terlihat sangat cantik. Bra hitamnya yang berukuran 36B itu kembali dipasangkan. Celana dalam nylon Febby sudah raib jadi rebutan, hingga vagina Febby dibiarkan terlihat, sementara beberapa pemuda berandal itu sibuk menjepretkan kamera digitalnya kearah Febby. Febby dipaksa berpose dengan berbagai gaya yang sensual, mulai dari adegan membuka bra nya sendiri hingga duduk mengangkang sambil memasukkan batangan ketimun kedalam vaginanya.

Puas mengambil berbagai pose Febby, seorang pemuda mengambil dua gelas minuman dari dalam kulkas dan sepotong hamburger untuk Febby. Dan betapa terkejutnya Febby ketika tahu bahwa dua gelas minuman tersebut adalah sperma yang sudah disimpan berhari-hari di dalam kulkas. Seorang pemuda lagi mengambil suntikan besar tanpa jarum. Febby dipaksa membuka mulut lebar-lebar, sementara salah seorang menyedot sperma dalam gelas tersebut dengan suntikan besar itu, kemudian menyuntikkannya kedalam mulut Febby, hingga tertelan langsung kedalam tenggorokkannya. Mereka dengan brutalnya bergantian menyuntikkan 'air mani basi' itu ke mulut Febby hingga habis satu gelas penuh. Masih sisa satu gelas lagi, dan hamburger untuk Febby pun diolesi penuh dengan sperma tersebut, dan Febby pun dipaksa makan hingga habis. Sisa sperma sebanyak setengah gelas terpaksa disedot Febby dengan sedotan hingga tandas tak bersisa.

Selesai 'memberi makan' Febby, mereka kembali mengantri Febby. Namun kali ini Febby tidak disetubuhi, mereka hanya memaksa Febby mengulum-ngulum batang penis mereka dimulut Febby, serta mengocok-ngocoknya dengan kedua tangan Febby yang lentik itu. Tiga puluh batang penis kembali bergantian dikulum-kulum Febby, sementara yang lainnya memaksa Febby menggenggam batang penisnya dengan kedua tangannya, yang lainnya lagi sibuk memain-mainkan alat kelaminnya diwajah dan rambut Febby. Hingga akhirnya Febby kembali dihujani puluhan porsi sperma segar di wajah dan mulutnya. Pertama kali sperma muncrat dari lubang penis tepat didepan wajah Febby hinggga tepat mengenai dahi hingga bibir Febby, yang lainnya pun ikut menyusul hingga puluhan semprotan sperma berhamburan diseluruh wajah Febby yang cantik itu. Sementara itu dua orang pemuda dari kiri dan kanan Febby menyendoki air mani yang bertetesan di wajah Febby, lalu menyuapinya hingga mereka puas.

TAMAT

Gara2 dihukum

Waktu masi skola, aku skola di satu skolah yang berada di komplex perumahan. Aku juga heran kok yayasan skolahku bisa dapet ijin membangun skolah dikomplex perumahan bgitu, padahal setau aku ketika akan dibangun warga setempat protes keras atas pembangunan itu. Mungkin pihak yayasan duitnya kuat dan mental pejabat pemberi jin membangun bgitu bobroknya sehingga semua bisa dibeli dengan uang, skolah itu tetep dibangun dan sudah berjalan sekian taun. Seperti biasa warga slalu dikalahkan oleh negara, dalam arti bgitu ijin diberikan ya warga tidak punya kekuatan apa2 untuk protes. Memang si keberadaan skola itu sangat mengganggu aktivitas warga setempat, Pada saat jam masuk dan jam pulang, jalan sempit didepan skolah slalu penuh dengan mobil antar jem[ut sehingga warga pada saat itu sulit keluar atau menuju kerumahnya sendiri. Tapi ya biarlah, itu bukan urusanku, yang penting aku diskolahkan disitu dan belajar disitu. skolahku itu berada diastu jalan buntu, sepanjang jalan itu ada 7 rumah yang berhadapan dengan skolahku. Ada rumah yang besar banget, kayanya tanahnya merupakan 2 kapling yang dijadikan satu dan rumah yang standard. Yang besar bertingkat sedang yang biasa ada yang bertingkat ada yang tidak. Warga sudah menyesuaikan diri dengan kesibukan sekolah sehingga pada saat aku datang dan pulang sekolah tidak terlihat warga setempat yang berkeliaran kecuali para prt dan satpam. Persis didepan lapangan olahraga skolah ada satu rumah bertingkat, aku perhatiin setiap ada jam olahraga dibalkon atas ada seorang bapak2 yang duduk dan mengamati kami yang sedang berolah raga. Aku dan kawan2ku suka ngerumpiin kalo si bapak lagi memperhatiin bodi mulus abg, yaitu kami2 yang sedang terbungkus pakean olahraga yang berupa celana pendek dan baju kaus. Ya biar aja, paling tu bapak nepsong ndiri karena memperhatiin kami olahraga. Orangnya si keren juga, tapi dati jauh liatnya lo. Aku heran kok si bapak pada jam kerja berada dirumah, apa gak kerja dianya, tajir amir gak perlu kerja kaya gitu. Aku suka iseng kasi dadah ma si bapak, dia membalas dadahanku sambil tersenyum. temen2ku bilang aku genit, biar aja, aku iseng ja mo gangguin si bapak.

Sampe satu hari sabtu, aku tetep skola di hari sabtu padahal beberapa skola dah mulai meliburkan muridnya dihari sabtu. Aku melakukan kesalahan yang dianggap cukup berat sehingga masalhku dibawa guruku ke kepsek. Oleh kepsek aku dihukum membersihkan kelasku ndiri setelah aktivitas belajar selesai. Jadilah aku di sabtu siang harus tetep berada di kelas sementara temen2ku langsung pulang dan mulai acara weekend mereka. Sial banget aku, ya udah kukerjakan hukumanku secepat mungkin, aku sapu kelas, lap semua bangu, bersihkan papan tulis dah terakhir aku pel ruang kelasku, baiknya penjaga sekolah menyediakan semua peralatan untuk membersihkan kelas. Sejam kali aku membersihkan kelas itu sampe selesai. Selesai hukuman aku melapor ke guruku dan dia meninspeksi kelas sambil memberi aku nasihat agar tidak mengulangi kesalahanku itu. aku hanya mengiyakan. Aku keluar sekolah dah sepi. Biasanya aku nebeng temenku pulang karena jalan yang dia lalui lewat rumah omku dimana aku tinggal. Apa boleh buat, dengan lagkah gontai sku jalan meninggalkan sekolah. Didepan rumah si bapak aku mendongak memandang kearah balkon dimana biasanya si bapak menikmati tubuh kami yang masi abege banget. Surprise, ternyata si bapak ada disitu sambil melambaikan tangannya, aku bales lambaiannya. "Tunggu", teriaknya dari balkon rumahnya. aku nggangguk, dan dia menghilang dari balkon. Gak lama kemudian si bapak membuka pintu pagernya, memang tenyata keren orangnya, suka banget aku melihatnya. Dia hanya mengenakan celana pendek gombrang dan kaus tanpa lengan, terlihat lengannya yang keker berotot. Bodinya tegap atletis, umurnya sekitar 40an kukira. dia senyum memandangku. matanya berbinar2 memandangku yang masi memakai sragam skolahku. Aku kringeten karena abis membersihkan kelas. "Tumben gini ari baru pulang, mampir yuk". Aku ragu memenuhi ajakannya atau enggak. "Inez dihukum om". "O namanya Inez toh, dipanggilnya Iin boleh gak". "Ya bole aja om". "Ya udah, mampir dulu lah, tu kringeten gitu, makan minum dulu ditempat om, lagian pulangnya jalan ya. Ntar om anterin deh". "Om baek amir si". "Kok amir, nama om bukan amir". "Iya om amir ngegantiin amat yang lagi tugas jaga", jawabku sambil tertawa. "Bisa aja kamu, ayulah mampir".

Dia memegang tanganku dan menarik aku masuk kerumahnya. Maksa banget deh, tapi aku suka tu diperlakukan kaya gitu, aku mrasa dia perhatian banget. Maklum abege kan seneng banget kalo diperhatiin ma lelaki dewasa macem si om. "Gak enak ma tante om". "Om tinggal ndirian kok dirumah ini". "Kok?" "Ya gak pake kok, kok nya lagi dipake badminton", gantian dia menggoda aku. Aku tertawa aja. Dia mengajak aku masuk rumahnya. rumahnya termasuk yang besar walaupun hanya 1 kapling. Ruang tamunya besar, menyatu dengan ruang makan dan ruang keluarga. Ada tv plasma 42inch disertai seperangkat audio system. Aku melongok ke ruang disebelah ruang makan, rupanya itu dapurnya, minimalis tapi lengkap dengan lemari es, microwave oven dan oven gas 2 pit dan peralatan elektronik laennya seperti rice cooker, dispenser aqua, blender dan macem2 yang laen. "Duduk deh, aku siapin makanan buat kamu", katanya menyruh aku duduk dimeja makan. "Inez kringeten gini om". "Mo mandi dulu apa". "Inez gak bawa ganti tu". "Om pinjemin kaos om mau, tapi kegedean kali ya". Daripada badan lengket gak karuan, aku iyain ja tawarannya mandi dulu, nekat aja. Dia mengambilkan kaosnya yang gede banget buat aku, dan anduk. Dia menunjukkan kamar mandi yang menyatu dengan wc yang ada disitu. Aku segera masuk, melepaskan semua yang menempel dibadanku, dan segera menyalakan shower. Seger banget kringeten gitu dibanjur air dingin. aku senaja kremas sekali karena lengket banget seluruh badanku dari ujung rambut sampe ujung kaki. Bayangin ja siang gitu disuru membersihkan kelas, mana panas lagi, acnya dah dimatiin karena jam pelajaran dah usai.

Karena mandinya lengkap jadi cukup lama aku berada di kamar mandi, selesai mandi aku melap seluruh badan dan rambutku dengan anduk yang diberikan. Wah dalemanku juga basah karena kringet, aku nekat aja gak pake daleman lagi. daripada lengekt lagi pake daleman yang basah karena kringet gitu. Paling si om nepsong liat aku gak pake daleman, aku tertawa ja dalem hati. Rambutku basah, hanya aku rapikan dengan tangan. Aku keluar dari kamar mandi dengan menenteng pakean kotorku. "Wah seger tu, kramas juga toh, pantes lama air, om kira skalian bobo dikamar mandi". Dia tersenyum memandangku, matanya makin berbinar melihat penampilanku sehabis mandi. Baju kaosnya yang kegedean menjadi rok yang mini banget buat aku sehingga pahaku yang puti mulus bebas ditelusuri dengan matanya . "Ni baju kotornya masukin di kantong plastik. "wah dalemannya gak dipake lagi toh", katanya ketika dia liat aku memasukan juga dalemanku ke kantong plastik. "Mo pinjem dalemanku apa", dia tertawa, "Gak pake daleman kan jadi lebi adem kan". "Kok om tau di lebi adem, gak suka pake daleman juga toh kalo dirumah". Dia ngangguk. "Makan tuh, dah om sediain". Di meja makan dah tersedia nasi dengan 2 lauk dan air dingin. Seegra aku menikmati makanan yang disediain. "Om kok tinggal ndiri si, mangnya tantenya kemana". "Gak da tantenya kok". "Oh...", aku gak nanya lebi lanjut, terlalu private kali ya kalo aku nanya lebi jauh. "Trus gak da pembantu juga". "ada, seminggu dateng 2-3 kali untuk bebersih ruma dan nyetrika pakean. Om kan ndirian jadi ya dikit cuciannya". "Nyuci ndiri ya om". "Iya pake mesin cuci kan gampang". "Trus makannya". "beli aja, kalo pagi ya makan roti, sereal, mi instan ato apa aja yang ada". "Memangnya om gak kerja ya, kok suka ngeliatin Inez olahraga". "abis seksi banget si kamu". "Trus om gak kerja ya".
"Om kerja gak tiap ari, om partneran ma temen, dia yang jalanin bisnisnya, om hanya miting seminggu sekali atau kalo ada maslah dikantor, jadi sempet liatin Iin sexy lagi olah raga". "Kok Inez om panggil Iin si, om Sunda ya". "Pinter kamu, tepat skalee". "Kan orang Sunda suka ngulang suku kata awal". "Gak apa kan om panggil Iin". "Ya gak apalah om, Inez gak masalah mo dipanggil pake nama apa juga". Makanan dah habis aku lahap, sementara dia hanya nemenin aku dimeja makan. "Kok om gak ikut makan si". "udah tadi". "abis ni makanannya om". "Ya beli makanan kan untuk dimakan, lagian itu sisa semalem". "wah Inez dikasi sisa ya". "Sori, abis kan mendadak taunya Iin blon makan, ntar sore deh ditraktir di resto, mau kan". "becanda kok om". "Tapi mau kan ntar nemenin om makan malem. Om ngantuk ni, mo tidur siang". Inez mo tidur juga, tu di kamar tamu, ato mo bareng om", dia senyum2 nakal. aku cuma senyum ja dan masuk kekamar tamu. Aku heran kok nekat banget aku ya, kalo aku diperkosa kan repot, tapi biarlah, aku lagi sebel ma cowokklu yang ngeduain aku, padahal aku sering berbagi kenikmatan ama dia, kurang apa lagi kan. Lagian aku dah lama gak ngrasain knikmatan sejak bubaran ma cowokku, kalo diperkosa ya oke aja lah. Aku call kerumah kasi alesan aku tidur dirumah teme, jadi gak usah ditunggu. Gak boong kan, memang lagi dirumah temen, yang ktemu barusan tapinya hihi.

Gak lama aku tiduran, kamar diketok. aku keluar, si om berdiri didepan kamar. "In, nanti sore kalo pergi kamu pake pakean apa ya, masak mo pake kaos om gini". "Ya gak da pakean lagi tu om, Inez dah call kerumah gak pulang, aneh kan kalo dadakan pulang". "Mangnya Iin tinggal ma siapa". "Ma om Inez, di... (aku nyebut jalan rumahku). "deket tu, cuma kalo pulang dulu masak mo pake baju kotor gitu. Gini deh, om beliin ja pakean buat kamu dulu ya, deket sini ada mall, pakean kamu ukuran brapa, trus daleman kamu ukurannya brapa. Kalo bra 34 ya". "Tau aja om". "Ya taulah, kamu montok gitu". Lihai juga si om, blon megang dah tau ukuran braku. "Iin mo ikut belinya, cuma ya pake baju kaos om gitu gak enaklah ya". "Terserah om ja deh". "Ya udah kamu bobo ja lagi, om ke mal dulu ya". Dia pergi meninggalkan aku ndirian dirumah. Karna gak ngantuk ya aku nonton tv ja. Iseng aku liat deretan dvd yang ada disitu, wah ada dvd boke thailand neh, aku puter ja. waduh, horny banget liatnya, cewek abg thai lagi dientot ma cowok bule, mana kont0l tu bule gede banget lagi, panjang dan keras, kluar masuk di memek tu abege yang peret jadinya kemasukan kontol gede gitu. waktu di close up kliatan banet bibir mem3k tu abege ampe ikutan kedorong kluar masuk ngikutin kluarmasuknya kont0l si bule, ah uh mah jangan ditanya deh, itu kan serenade wajib bokep. aku horny banget ngeliatnya, aku milin2 pntilku ndiri dan ngegosok itilku. memekku dah basah banget jadinya. aku mulai ah uh karena ulahku ndiri, sampe aku gak sadar kalo si om dah balik lagi.

"Kok cepet om", sapaku malu sambil menurunkan kaosku yang kusingkap ketika ngilik itilku. "Lagi horny ya In, mangnya cowok kamu gak suka ngasi kamu nikmat". "Dah bubaran om". "wah jablay dong ya kamu. Ni bajunya". Dia memberikan kantong plastik yang ada merk department storenya. Aku segera mengeluarkan isinya sambil melirik si om, kayanya gak ngaruh tu dia ngeliat aku ngilik ndirian, jangan2 vip lagi, pantes tinggal ndirian, tantenya mabur kali karena gak pernah di colek2. Dia beliin aku celana 3/4 dan kemeja, gak da daleman. "Kok daleman gak dibeliin skalian om". "Kan biar adem gak pake daleman", jawabnya sambil tertawa. "Dicobain dulu, kalo kekecilan bisa dituker lagi kok". Aku masuk ke kamar dan mencoba pakean yang dibelikan si om, rada kegedean dikit tapi gak apa lah. aku keluar menujukkan pakean yang udah aku kenakan. "Kamu cantik banget deh In". "Om gombal ni". "bener, cantik, sexy lagi. Untung banget om ktemu kamu siang ini, pas kan". "Kegedean dikit, tapi gaka apa deh om, risi juga gak pake daleman". "Ya udah, ntar skalian makan kamu beli daleman sexy ja ya". Aku duduk disebelahnya disofa, harap2 cemas, dia mo ngapain aku ya. "Skarang mo nerusin nontonnya, ntar om bantu kilikin deh". Aku senyum mendengarnya, kayanya si dia gak vip. "Ih, tadi om liat Inez ya". "ya liat lah, ampe ah uh gak keruanan gitu, jablay banget kamu In. Kamu kumisan, trus tangan kamu juga buluan". "Mang napa om". "prempuan yang kumisan biasanya bulu bawahnya lebat". "mang tadi om liat?" "Gak kliatan jelas, ketutup jadi kamu". Wah mulai vulgar dia. "Mangnya napa kalo bulu bawahnya lebat". Dia mengelus tanganku. aku kaget, mrinding bulu romaku dielus tanganku. "Tu kan, baru dielus ja dah menggelinjang, prempuan buluan kan napsunya gede, ya kan In". "Trus om napsu ngeliat Inez tadi". "normal lah kalo om napsu". "Inez kira om vip". "vip?" "iya, very impotent person, makanya om tinggal ndirian". Kami tertawa bersama. "Mo nguji om vip pa enggak ya, yuk, om bersedia kok kamu uji. Palagi kamu kan dah lama gak digarukin kan, om mau kok garukin kamu". "om vulgar ih". "Kamu pengen kan, ah uh nya ja ampe seru gitu, ampe gak tau om dah balik". "om ah", aku bingung, antara mau dan malu.

dia langsung meraih kepalaku dan melumat bibirku dengan penuh nafsu. Aku meladeni ciumannya dengan nafsu yang tak kalah hebatnya. Aku dah gak mikir malu lagi, aku juga pengen dikelonin dia, dah lama banget gak kelonan ma cowokku soale. Hampir semenit kami yang penuh birahi ini saling melumat bibir, memainkan lidah di mulut pasangan dan diselingi gigitan kecil di bibir bawah. Nafasku semakin memburu dan jantungku berdebar makin kencang, ketika tangan kanannya dengan bebasnya membuka kancing kemejaku dan meremas toketku sebelah kiri dengan ganas. “Uuuugggnnnnnnn…” desahku refleks begitu merasakan tokedku diremas-remas. Tubuhku jadi menggelinjang kecil ketika pentilku dijepit kuat oleh jarinya dan dipilin-pilin. napsuku kembali berkobar, maklum tadi ngilik ndiri belum tumtas soale. Dia membuka kancing kemejaku 2 lagi dan menyibakkannya ke samping. Kedua buah melon segar berwarna putih muncul ke permukaan, menantang. Pentilku sudah mengacung tegak sebagai indikator empunya sedang dilanda libido tinggi. Matanya melotot melihat sepasang toked yang indah tersebut. “Besar juga toked kamu In. Cowok kamu pasti rajin nggarap toked kamu ya” ujarnya tersengal-sengal penuh nafsu. Aku bersemu merah dan tidak sempat menyelesaikan jawaban karena kedua tangannya langsung mremas kedua tokedku kuat-kuat. jari-jarinya memutar-mutar bongkahan tokedku dan memilin-milin putingnya. "Om dah gak sabar ya". "Pemanasan dulu kan bole In". Dia membuka kancing celana 3/4 yang kukenakan, ritsluitingnya diturunkan, memekku yang berjembut di puncaknya terlihat. “Buka paha kamu In” katanya sambil membuka paha putih mulusku. Jemarinya langsung menyusup masuk kedalem clanaku dan mremas gundukan montok tersebut.
“Aiieehhh…..Ahhhhh…” pekikku kaget. Dari selangkanganku seolah ada kejutan listrik yang langsung bergerak menyebar ke seluruh tubuh. Apalagi dia tidak berhenti sampai mremas-remas saja, jari tengahnya langsung mengilik belahan bibir memekku dan langsung dikocok. “Ahhh.. ahhhh… sssshhhhhh…. “ Aku menggeliat-geliat keenakan, karena memekku yang sudah gatal karena garukan-garukan cepat jarinya. “dah banjir mem3k kamu In”. Jari tengahnya makin cepat mengocok memekku. aku mremas kuat bahunya dan kepalaku menggeleng-geleng resah “Auhh.. ahhh.. om… aahhhh…” rengekku campur horny. Dia menghentikan kocokannya dan mengeluarkan jari tengahnya dari memekku. Sambil menjilati jari tengahnya yang basah oleh cairan memekku, dia berkata, “ya udah, kita lanjutin dikamar ja ya. Bener kan, pantes napsu kamu besar banget, dikilik gitu ja dah klojotan, jembut kamu lebat gitu". "abis om pinter banget ngiliknya, ya Inez gak tahan lah digituin". "Palagi dikilik pake jari di selangkangan ya In". aku senyum sambil memukul bahunya pelan, "ih om".

Aku diseretnya masuk kamarnya, langsung aja dia memelukku dan mremas kembali tokedku dengan penuh napsu. "Aakkkhhh… ahhh…hmmppfffffffhhhhh..” desahku karena mendadak gelombang listrik dan kenikmatan melonjak dari kedua pentilku. “kenyal sekali tokedmu In” ujarnya. Serangan tangannya semakin gencar. Kedua tanganya sudah menyelusup ke balik kemejaku, dan dengan leluasa mremas-remas melon putih dan kenyal tersebut. “Hahhhh…haahhh… aammmhhhhhffffff…” desahku keenakan, apalagi lidahnya menjilati leher jenjangku dengan liarnya. Dia segera melepas kemejaku. "Wuih, segernya", katanya sambil terus mremas tokedku. Dia kini pindah berlutut didepanku, dia sudah tidak tahan untuk mencaplok tokedku yang menggiurkan tersebut. Dia membuka mulutnya lebar-lebar, dan mengemut ¼ tokedku dari ujung pentilnya. Kemudian dia menghisap kuat-kuat pentilku yang sudah menegang keras sampai keluar suara yang keras. Sluuuurrppp.. Slurrrppppp… Aku semakin belingsatan tokedku diperlakukan seperti itu, karena tokedku sensitif banget. “Aaaahhhhaaaahhhh…. Haahhhhhh…Shhhhhhhhh.. Enak banget om…” erangku tak tertahankan lagi. Menyadari aku makin terangsang, perlakuannya pada tokedku semakin menjadi-jadi. Cupangan memerah menyebar di sekujur bulatan tokedku yang putih.

Gelinjang tubuhku pun menjadi-jadi, dia melepaskan celana 3/4ku dan terhenyak memandangi pahaku yang putih. Gundukan memekku mencembung dengan bulu hitam dibagian atasnya. "napsuin banget liat mem3k kamu In". aku bertelanjang bulat didepannya. “Wah wah.. kau memang sudah siap untuk dientot ternyata” katanya sambil memasukkan jari tengahnya ke sela-sela memekku yang sudah basah kuyup. Begitu jari tengahnya melesak sepenuhnya ke dalam lubang memekku, tubuhku langsung melengkung dan lenguh kenikmatankua terdengar "Ouuhhhh….hhhuuuuhhh… iyhaa.. disitu om.. benar disitu om.. kocok yang kenceng om…” pintaku penuh nafsu. Dengan senang hati dia memenuhi permintaanku. Jari tengahnya keluar masuk memekku dan diselingi gerakan mengobel-ngobel yang agak kacau, sehingga bunyi kecipakan becek terdengar. Tak sampai semenit aku mulai merasakan bahwa rasa gatal yang menggerayangi sekujur memekku terasa semakin menghebat. Semakin kencang dikocok, rasa gatal tersebut semakin memuncak. Dan tanpa dapat ditahan lagi, orgasme pertamaku di hari itu meledak juga.

"OAAAAAAHHHHH…..AGGHHHHH….HHAAAHHHHHHH..” lenguhku panjang sampai punggungku ikut melengkung akibat terpaan gelombang orgasme yang sudah kunanti dari tadi. Dia sempat terpana demi menyaksikan betapa hebatnya reaksi orgasmeku. Sedetik kemudian ia tersadar, dan cepat-cepat bangun untuk melepas pakeannya. Ketika aku mendapatkan kembali kesadarannya 30 detik kemudian, dia sudah hendak melepaskan cdnya. "kont0l om besar banget, panjang lagi". "Mangnya kont0l cowok kamu kecil ya In". "Besar si rasanya waktu pertama ngeliatnya, tapi dibanding kont0l om gak da apa2nya". "Yang gede lebi berasa In". "Muat gak ya om di mem3k Inez". "Ya muatlah, malah kamu bakal keenakan karena gesekan kont0l om ke mem3k kamu lebi brasa banget". Dia lalu menerkam dan menindih tubuhku di ranjang, lalu dengan buas melumat bibirku. Sambil menjilati leherku, tangannya dengan cepat mremas gundukan memekku. “Om …Aaahhhhhh…..Auhhhhhh…” ucapanku berganti lenguhan terkejut bernuansa nikmat. Cukup dengan beberapa kocokan saja, memekku sudah banjir kembali. “Haahhh.. haahhhhh…. Oohhhhhh.. hmmmppffff….” desahkui blingsatan karena memekku kini dikocok dengan dua jari, yang kadang menggesek itilku. Kontolnya yang hitam pekat langsung mengacung tegak.

Dia karena konaknya sudah di ubun-ubun, langsung mengangkangkan lebar-lebar pahaku. Sambil mengocok-ngocok pelan kontolnya, dia mulai mengarahkan palkonnya ke bibir memekku. Aku tidak hanya pasrah, tapi juga sudah berharap agar kontolnya segera menghujam memekku. Dia langsung membenamkan dalam-dalam kontolnya ke dalam lobang
kenikmatanku. Membuat aku agak tersedak dan melenguh pendek
“Heeggghhh..umhh..”. Dia langsung menyeringai puas “Aggghh.. rapat sekali mem3k kamu In..hahhhh”. Dia langsung menggenjotku dengan kecepatan tinggi. Lenguhan kenikmatannya mengalahkan desahan erotisku yang mulai menikmati pompaan kontolnya di liang memekku. “Hmmm…ahahhh.. ahhh.. iya om... betul gitu om.. lebih cepat om.. ahhhh..” ceracau aku keenakan. Mendengar ceracauku yang mesum itu, dia semakin bringas. Tangannya mencengkram tokedku kuat-kuat, dan genjotan pinggulnya semakin tidak beraturan. “Hebat sekali kamu In. Belum pernah om ngrasakan mem3k senikmat kamu punya”. nafsuku makin menggelora. “Aahhhhhhhh…. Hahhhhhh… Ouggggghhhhhhh……” lenguhku dalam kungkungan birahi. Aku merasa orgasmeku semakin mendekat. bibirku sudah dilumat olehnya.

"In, ganti posisi yuk", katanya tiba2 dan dia langsung mencabut kontolnya dari memekku. aku kecewa karena aku baru saja mulai mendaki gunung orgasmeku. "Kok dicabut om". "Iya ganti posisi biar lebi dalem lagi masuknya, kamu bakalan lebi nikmat lagi". Dia langsung menyuruhku mengambil posisi doggy “Nungging deh yang, aku pengen nyodok kamu dari belakang”. Aku melakukannya dengan patuh. Kedua tanganku menahan body depan, kakiku tertekuk, pahaku terbuka selebar mungkin, dan pantat kutunggingkan. “Wow.. kamu emang napsuin In” ujarnya sambil menampar pantatku yang sekal dan bundar itu. “Ahhh.. “ aku cuma mengerang pelan karena tamparannya. Tanpa berlama-lama, dia langsung memasukkan palkonnya ke sela-sela bibir memekku yang sudah basah kuyup. Sambil memegang erat pinggulku, dia mulai menekan pinggulnya dalam-dalam. “Heeppp… masih sempit aja ni mem3k” ujarnya sambil menekan agak keras sehingga setengah batang kontolnya amblas, SLEPP… “Akkhhhhhh…. “ erangku agak keras. Sambil berusaha menoleh ke belakang, aku memohon “Ayo om, langsung dikocok..Mem3k Inez udah gatel banget nihh..” rengekku manja plus horny. Dia semakin bersemangat untuk menggenjotku dari belakang. Pantatnya dengan aktif mulai maju mundur, menghajar memekku dengan hujaman-hujaman kontolnya yang besar panjang. “Aaaahhhh.. haaahhhh… ouugggghhhh.. “ lenguhku. “Hmmppff.. enak banget… Gede banget kont0l om,masuknya dalem banget om...Gillaaaa…. aahhhhh..” aku semakin terbuai nafsu birahi. Akibat pompaannya, tubuhku terguncang-guncang maju mundur dengan kuatnya. Tokedku bergoyang-goyang heboh tak tentu arah. Dia yang tidak puas cuma mremas-remas pantatku, menggapaikan tangannya untuk meraih tokedku yang bergoyang bebas.

Sambil mremas-remas sepasang daging kenyal bundar, dia menceracau keenakan “Gillaa.. toked kamu besar In. Kamu demen kan kalo om remes-remes gini..”. Dia tak perlu jawaban langsung, karena lenguhanku yang semakin keras sudah menunjukkan betapa aku juga menikmati setiap remasan di tokedku. Tidak sampai 5 menit digempur dengan doggy style, tubuhku sudah menegang. Lenguhanku semakin keras “Ahhh.. ouuuggghhhh.. cepetin om.. cepetin ngocoknya..Ahh..ahhh..” Memenuhi requestku, dia meningkatkan RPMnya.

Dan…….”OUUUUUUGGGGHHHHHH…….INEZ KELUAR.. AAAHHH…” jeritku sambil mengejan-ngejan. Dia merasakan ada semprotan pelan di kontolnya. Diturunkan kecepatan kocokannya, untuk membiarkan aku cooling down dan ambil nafas dulu. “Hah.. hah…hah… gila.. enak banget om..” ujarku dengan nafasnya masih tersengal-sengal. Dia pelan-pelan mencabut kontolnya. Walaupun sudah pelan-pelan, tetap saja aku terpekik kecil ketika kontolnya dicabut. “Auh..kok dicabut om?” tanyaku kaget. Dia tidak berkata apa-apa, tapi langsung membalikkan tubuhku sehingga terlentang. Tokedku yang menggunung indah menjadi sasaran lumatan bibirnya. Sambil mremas-remas dengan kuat, putingku dijilat-jilat dan dipermainkan dengan lidah olehnya. Libidoku langsung naik lagi. Bahkan rasa gatal di memekku kembali dengan lebih hebat. “SShhhhhh… hhmmppfffff… “ desisku keenakan karena tokedku sekarang sedang dikenyot dan dihisap kuat-kuat putingnya oleh dia.

“Haahh.. hahh… om, Inez mau diatas ya” pintaku. “Hehe om emang pengen ngerasain goyangan kamu In”. Dia terlentang dan aku mengangkang di atasnya, mulai mengarahkan kontolnya ke lubang memekku. Tanpa kesulitan batang kont0l tersebut amblas langsung 3/4nya. “Heekkhhhhhh… uuuuhhhh… gede banget sihhh…” erangku, mataku sampai terpejam karena kenikmatan yang dirasa ketika batang besar tersebut menerobos dan menggesek dinding-dinding memekku yang licin. Aku langsung mulai menggoyang pinggulku dengan gerakan naik turun, sambil tanganku bertelekan di perut sixpacknya. Slepp.. slepp.. sleppp… bunyi gesekan kontolnya dengan dinding becek memekku. “HHHhhhmmm… hhaahhhhh…. Sshhhhhh…” desahku menikmati setiap sentuhan. Karena aku diatas, dengan mudah aku mengarahkan sentuhan-sentuhan kontolnya ke titik-titik yang aku suka. Sekarang kontolnya amblas seluruhnya, dan aku mulai melakukan gerakan maju mundur, dan diselingi oleh gerakan pinggulnya yang memutar-mutar. Sensasinya? Luarr biasaaa…dia merasakan kontolnya dipilin-pilin, dan diremas-remas dengan enaknya oleh cengkraman dinding-dinding licin yang panas memekku. “Ahhh.. hhaaahhh…gillaa mem3k kamu enak bener In….” erangnya merem melek saking enaknya. Lebih cepat dari ronde pertama, aku sudah hampir mencapai orgasme lagi. Kontolnya menggesek-gesek tepat di titik g-spotku. Rasa gatal yang sangat hebat terasa mengumpul disekujur selangkanganku, membuat aku semakin blingsatan, goyanganku berusaha menggaruk setiap titik gatal tersebut. Dia yang tau aku akan mencapai orgasmeku lagi, mempercepatnya dengan mremas tokedku yang tergantung bebas sambil memilin-milin putingnya. Betul saja, detik berikutnya aku merasakan ledakan kenikmatan muncrat di lubang memekku, “OOOAAHHHHHH……. AAAAAUUHHHH…. OUHH…Ouuhhhh….hmmmmppffffff…” jeritku penuh kepuasan. Tubuhku bergetar dengan hebatnya, dialiri sengatan listrik orgasme yang bersumber dari memekku dan menyebar ke seluruh tubuh. 15 detik setelah gelombang klimaksku berlalu, aku menjatuhkan diri di atas tubuhnya. Nafasku masih tersengal-sengal.

Dia yang sudah merasa tanggung, tidak lagi menunggu aku siap. Tangannya menggapai pantatku dan mengangkatnya sedikit, agar ada sedikit celah antara selangkangannya dengan selangkanganku. Dia mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, karena kontolnya masih menancap dalam di memekku. Dia mengocok dengan cepat. Plak..plak.. plak.. slep..slepp. sleppp.. bunyi benturan kontolnya dengan memekku, ditingkahi oleh kecipak becek cairan memekku. “Ahh.. ahh om.. tunggu… jangan dikocok lagi.. ngiluu..” rengekku lemas. Tapi dia malah mempercepat kocokannya. Tapi, ternyata akibat kocokan ini, rasa ngilu di memekku cuma tarasa sebentar. Sekarang malah rasa gatal itu kembali dengan lebih hebat lagi. Tanpa diduga, gelombang orgasme yang lebih dahsyat dari sebelumnya meledak di selangkanganku. “HIAAHHHHHH…..AAAAHHHHH… OUUFFFHHHHHH…. INEZ KELUAR LAGI OM” pekikku ketika mencapai orgasme lagi dengan mata terpejam kuat dan tangan mremas pundak nya kencang-kencang. “Hahh.. hah…. Gila.. gila… Inez keluar lagii…” desahku lemas.

Dia bergerak menggulingkan tubuhnya, sehingga sekarang aku yang ditindih. “Om.. time out dulu..Inez nyaris pingsan om..” aku memohon dengan suara lemas. “In, om udah nanggung banget nih. Tahanin bentar lagi ya. Om udah mo keluar juga kok” katanya dengan nafas memburu karena birahinya sudah diubun-ubun kepala. Tanpa menuggu persetujuanku, dia langsung tancap torsi tinggi dalam posisi misionaris. Kontolnya menghujam memekku tanpa belas kasihan. Keluar masuk dengan cepat, berputar-putar, mengobel-ngobel dinding memek yang sempit dan semakin banjir itu. Tanpa bisa ditahan, akumengalami orgasme yang entah untuk keberapa kali. “OM… INEZ YANG KLUARR NEEHHHH…EEHHHHHHHHMMMMM..” teriakku penuh kenikmatan, sambil kelonjotan di bawah tubuhnya.

Dia mencabut kontolnya, diiringi lelehan banjir cairan memekku. Dia langsung mengambil posisi di atas perutku dan menjepitkan kontolnya di sela-sela tokedku. Kedua telapak tangannya merangkum kedua bongkah susu ranum tersebut, dan menjepitkannya kuat-kuat ke kontolnya yang sudah hampir meledakkan peju. Kontolnya dikocok dengan cepat di sela-sela tokedku. "Ouuh..", lenguhnya kenikmatan. Tak sampai setengah menit, dia merasakan ada gerakan aliran dari pangkal batang kontolnya menuju ke palkonnya. Rasa gatal di palkonnya pun semakin menghebat. Dan ledakan orgasmenyapun terjadi juga “OOOOOHHHH… ” lenguhnya keras. Semprotan peju langsung menembak. Lelehannya memenuhi toked dan wajahku. Dan diapun langsung terbaring lemas di sampingku.
Hampir 3 menit tidak ada yang berbicara. Hanya nafas memburu yang terdengar semakin perlahan, seiring lewatnya badai kenikmatan seksual. Dia memiringkan badannya dan langsung menatapku. “Gimana In, nikmat kan?" "Banget om, tapi om kok ngecret diluar?". "Gak apa, kan masi ada ronde kedua, masi mau kan". "Banget om, tapi Inez istirahat dulu ya, om kuat banget ngentotnya, lama lagi, Inez lemes banget om". "Tapi nikmatnya juga banget kan". Aku cuma menggangguk tersenyum. "Kamu masi muda gini dah pinter banget muasin om". "Om puas ya ngentotin Inez". "Banget, mem3k kamu peret banget, empotannya krasa banget lagi". "Abis kont0l om gede banget si, kan mem3k Inez baru skali kemasukan kont0l segede kont0l om, ampe sesek banget deh rasanya kalo dah ambles smuanya". "Kamu nginep kan In, jadi kita bisa all nite long ni". Aku cuma senyum sambil memeluknya mesra.

Kompter hang

Kantor dimana aku kerja berada diperumahan. Sebenarnya gak boleh, tapi karena gak pasang papan nama kantor ya gak da yang usilan. Di kantor itu cuman ber 3, termasuk bosku. Aku yang paling junior sehingga semua kerjaan administrasi jatuh ketanganku, artinya kerjaan yang paling banyak aku yang kerjain. Ya gak apa lah, katimbang kudu kerja kantornya di kawasan industri, jauh lagi dari tempat aku kos. Lagian range gajinya sama aja mo kerja di pabrik pa di kantor mini itu. Karena cuman ber 3, ditambah pembantu satu, rumah itu terasa longgar. Beberapa rumah, termasuk kantorku, dibangun oleh developer yang sama, sehingga bentuknya dan pembagian ruangannya pasti sama. Rumah yang dipake kantor itu terdiri dari 3 kamar yang berderet mengambil setengah dari ruangan yang tersedia, Satu yang paling besar ada kamar mandinya, mungkin ini merupakan kamar tidur utama, sedang diantara 2 kamar lagi ada kamar mandinya. setengah lagi satu ruang besar yang bisa jadi merupakan ruang keluarga dan ruang makan, kalo ini rumah tinggal. Dibagian depan ada ruang tamu kecil. Trus ada dapur, kamar mandi pembantu. Ruang tidur pembantu berada diatas kamar mandi pembantu, sekalian ada tempat kosong, mungkin untuk jemur cucian. Ada garasi dan car portnya. Ruangan dipake oleh bos dan asistennya, sedang aku kerja di ruang besar didepan 3 kamar tadi. Lega, makanya dikasi satu meja besar yang bisa diapke untuk miting atau kalo makan siang. Aku katering ja karena repot nyari makanan diperumahan kaya gitu, baiknya dibayarin ma kantor. Sebenarnya bosen juga kerjaan rutin dan administatif kaya gitu, rasanya cuma kaya robot, tiap ari ngerjain yang itu2 aja, kaya gak usah mikir lagi. Tapi ya mo gimana, dah bagus ada kerjaan, katimbang nganggur kan.

Disebelah kantorku tinggal bapak2, aku sering ketemu ma tu bapak kalo aku datang atau pulang, paling cuma manggut dan senyum. Pernah amprokan di bank, si bapak negur duluan, "jalan kaki ya kemari". Banknya ada dibagian paling belakang dari perumahan itu, jauh kalo jalan kaki, mungin 3/4 jam an lah, ngapain juga siang2 jalan jauh gitu, bisa kringeten gak karuan. "Gak kok om, pake mobil kantor". "O bisa nyetir toh". "Dianter sopir, duluan yuk om". Karena aku dah selesai urausan bankingnya ya aku pamit, si bapak baru mo ke bank. Kadang kalo amprokan mobil kantor dan mobilnya aku suka dadah dadah ja ma si bapak. Kayanya dia tinggal sendirian dirumahnya, dan jarang kliatan pergi kerja. Ya bukan urusankulah, cuman aku seneng ja liat tu bapak. Mungkin 40an umurnya, keren orangnua, gak gendut lagi, artinya dia rutin olahraga sehingga badannya masi tetep bagus.

Sampe satu sore, bos dan asistennya dah pulang. Aku harus menyelsaikan satu dokumen yang akan dibawa oleh asisten bos besok pagi. Karena dadadakn dikasinya ya terpaksa aku kerjain juga walaupun dah waktunya pulang. Lagi aku kerjain di komputer, dadakan komputernya hang, wah mana belon di save lagi. Aku taunya make komputer, kalo bermasalah gitu biasanya asisten bos yang kutak katik. Aku jadi panik, mana tu dokumen dah mesti selesai sore ini lagi, kalo komputernya hang gini, mo minta tolong ma sapa. Aku matiin komputernya dan nyalain lagi, tetep aja gak response, jadi mo nangis rasanya. MO minta asisten bos balik ke kantor gak mungkin, karena dia dan bos lagi ke bogor untuk urusan bisnis. Kringeten aku mijit2 key padnya, tapi tetep ja komputernya gak respon apa2. aku kesel, ngangin ja keluar kantor, kebetulan si bapak baru pulang.

Dia senyum ma aku, "belon pulang", sapanya. "Belon om, masi ada kerjaan, belon slesai". "Rajin amir". "Kok amir om", aku gak ngarti, "ia, amat kan lagi nyupirin bos kamu kan", jawabnya sambil tertawa. "Om, bisa aja", jawabku sembari tertawa juga. "Mo dibantuin biar cepet selesai?" "kebetulan ni om, komputernya hang, Inez gak bisa ngutak ngatiknya, mana dokumen yang mesti dikerjain blon di save lagi. Om bisa tolong liatin gak". "Aku juga gak ngarti komputer, sapa tadi namanya, Inez?" Aku ngangguk, "iya". "Nama cantik buat seorang bidadari cantik". "Ih gombal ni si om". "beneran, kamu tu cantik banget". "Om berlebihan deh, bisa bantuin Inez gak, dokumen ini kudu dikasi ke bos besok pagi" "Gini deh, kalo kamu gak keberatan, kerja ditempatku aja, komputerku gak kena virus hang kok. Bawa ja berkas dan usb kamu". "boleh ya om, trima kasi banget deh". Segera aku membereskan komputer tadi, kumatikan, berkas2 yang kuperlukan kumasukan ke map dan kubawa usbku. "Dah mo pulang ya non", sapa pembantu yang nunggu kantor, dia tidur dikantor. "Iya pak", jawabku sambil meninggalkan kantor dan masuk ke rumah si bapak. "Rumah om sama ya pembagian ruangnya". "La iyalah, yang mbangun sama orangnya, tu komputernya da di kamar, gak apa kan kerjanya dikamar aku". Dia menggunakan satu kamar yang kecilan untuk ruang komputer. Seegera aku ngebut ngerjakan kerjaanku dari awal, dia telaten sekali ke aku, aku disediain minuman dan makanan kecil, "santai aja, kalo perlu nanti aku anter kamu pulang, gak usah buru2". Aku senyum ja mendengarnya, seneng juga diperhatikan orang ganteng kaya gitu. Dia nonton tv diruang keluarga sedang aku dikamarnya ngerjakan dokumen yang diperlukan bosku. Cukup lama aku ngerjakan dokumen itu karena aku mula lagi dari awal, akhirnya selesai juga. aku tenang aja karena si bapak mo nganter aku pulang. "Di print ja skalian disini, jadi besok kan tinggal dikasi bos kamu". Dia membantu aku ngeklik printah ngeprintnya, aku gaptek banget deh buat urusan yang satu ini. Selesai semuanya, aku mo pamitan.

"Dah malem Nez, makan dulu yuk, nemenin aku". "Ya deh om, inez juga dah laper". Dia mengajak aku ke mal deket rumahnya. Sambil makan, kami ngobrol aja, dia nanya bisnis bos aku, trus nanya2 deh pribadi aku. "Kamu kos dimana Nez". "Gak jauh kok om, (aku nyebutin lokasinya), nanti Inez pulang ndiri aja biar gak ngerepotin om". "Ya enggaklah, masak bidadari secantik kamu pulang male,2 ndirian, ntar sayapnya copot satu kan repot". Di humoris juga, aku ketawa aja. "Pacarnya gak jemput?" "Gak da pacar om, jomblo ni". "Jablay dong". aku senyum ja, cowokku memang tugas keluar pulau, lama banget aku ditinggal ndirian, jablay juga si. "Om tau aja". "Ya tau dong, aku yang ngeblay mau gak". "Na om kok ndirian dirumah, mangnya kluarga dimana". "Kluarga ada disebrang". "Sebrang mal maksudnya?" "Bukan sebrang laut, (dia nyebutin lokasinya)". "Napa kok tinggal jauhan om". "Ya pada gak mau tinggal disini, macet katanya". "wah bisa jadi odol tu om", aku mulai nyrempet2 ngomongnya. "Paan yang jadi odol". "Kalo gak dikluar2in kan jadi odol nantinya om". Panya si". "Ah om pura2 deh, Inez jadi malu". "Serius gak ngarti ni". "Tau ah". "Eh kamu yang mulai ngomong, aku gak ngarti kok ngambek si". "Bukan ngambek om sayang, Inez malu ja", sengaja aku kasi embel2 sayang. "Wah seneng banget aku disayang ma bidadari cantik dan sexy". "Wah Inez sexy juga toh". "Iyalah, bodi kamu kan bagus, proporsional, makanya sexy". Aku saat itu memang pake jins ketat dan t shirt yang ketat juga sehingga ngepas di bodiku. enaknya kerja di kantor kecil gitu gak usah formal, lagian aku kan gak ketemu klien. Aku seneng deh disanjung gitu. "Yang jadi odol paan siNez, beneran aku gak ngerti". "Om kan ndirian, jadi kan gak da penyaluran, kalo gak disalurkan kan ngendel didalem om, lama2 jadi odol kan". "O gitu, ya gak apa kalo jadi odol, bisa dipake buat sikat gigi kan". "Ih, bau kan om".

"Kamu dah pernah nyicipin toh, kok tau kalo bau, punya cowoknya ya, tadi bilangnya gak da cowok". Wah ketauan deh aku boong, aku cuman senyum2 aja, "enak ya Nez maen ma cowok kamu". Pembicaraan beralih deh. "Sering ya Nez", aku diem aja. "Kok diem si, "Nez aku mo minta tolong ke kamu, gantian". "Paan om, kalo Inez bisa ya pasti Inez bantuin". "pasti kamu bisa deh, kan sering ngelakuin ma pacar kamu". Aku dah ngira kemana arah omongannya. "Bantuin aku dong biar gak jadi odol, lagian kamu kan jablay katanya, kita bisa slaing ngeblay kan. Gimana". Aku terdiem, gak nyangka si bapak ngajakin ngent0t gitu. "Dimana om". "Ya dirumahku lah, kamu besok pagi2 aku anter pulang, ganti pakean dan balik lagi ke kantor, mau ya, aku dah ngebet ni". "Kok ngebet si". "Iya aku slalu napsu kalo liat kamu, sexy banget si kamu dimataku". "masak si om, lebay ah si om". "Suer, skarang ja dah ngaceng, mo pegang?" "Masak di foodcourt si om". "Ya udah, dirumahku aja ya", si om ngedesek trus, "kan kita kudu tolong menolong, aku dah nolongin kamu biar kerjaan kamu slesai sore ini, skarang kamu juga nolongin aku biar gak jadi odol, mau ya say". Terpaksa aku ngangguk didesek gitu, lagian aku dah lama banget gak ngrasain nikmat sejak cowokku tugas keluar pulau berbulan2 gitu. Lagian aku suka banget ngeliat si bapak, tipeku banget. Cowokku juga umurnya 40an, cuman blon kluarga. Diperjalanan pulang, aku terdiem. "Kok diem Nez, gak mau ya". "gak apa kok om, cuma surprise ja". "Kok surprise". "Iya, minjem komputer dikasi nikmat". "Kok taunya bakan nikmat ma aku". "Ya harusnya, eh om nanti pembantunya liat Inez". "Gak lah, pembantu datengnya seminggu cuma 2 kali, bebersih, dan nyetrika kalo ada". "Nyucinya?" "Aku laundry kiloan, jadi seminggu sekali paling cepet, kadang 10 hari sekali. Ndirian kan cucian gak banyak". Kalo terpaksa baru nyuci pake mesin cuci".

Aku dan si bapak duduk bersebelahan di sofa, si bapak nyolokin external harddisknya ke tv. "Wah tv om canggih ya, bisa disambung ke harddisk, jadi bisa liat isinya di tv ya om". "Ya, kalo liat di komputer kan kecil, kalo di tv kan gede. Dia muter bokep nipong. "Wah om koleksi ya". "Ya ndirian dirumah aku suka ngedonlod ja. Kan bytenya gede2, jadi aku tinggal ja sampe slesai donlodnya, biasanya malem aku donlodnya, sampe ketiduran, kebangun biasanya donlodnya dah slesai. Kalo masi ada ya didonlod lagi, trus ditinggal bobo, besoknya ka dah slesai". Makanya koleksinya banyak gitu ya om". Seperti biasa bokep nipong slalu rame denga ahuh ceweknya, dan tipikal cewek nipong toge serta jembut lebat. Maennya ma bule, kont0l si ble gede panjang lagi kluar masuk di meme3k ceweknya yang peret banget kayanya, aku napsu juga ngeliatnya. "Suka liat bokep Nez". "Jarang om, gak da komputer si di kos". Dia tau aku dah terangsang, aku dipeluknya, rambutku yang pendek dielus2nya, pipiku diciumnya, mesra banget deh. Itu yang aku suka dari lelaki 40an, slalu mesra kalo m maen, gak grasa grusu. Kemudian dia mencium bibirku lembut, lidahnya menyusup masuk ke mulutku, segera kubelit dengan lidahku. Kami berciuman mesra, hidung kami sempat beberapa kali terantuk, sedotan dibalas sedotan, lama2 kami berciuman dahsyat hingga menimbulkan bunyi aneh sewajarnya orang berciuman hebat. Lidah kami saling bersilangan seraya berciuman itu, liur kami sudah saling tertukar. "Nez, kamu pinter banget cipokannya, mrangsang banget". "Om ni trangsang mulu ni, bukannya tadi lagi makan dah trangsang liat Inez". Aku menarik tangannya untuk mengapai dadaku, segera dia menunaikan kewajibannya meremas tokedku yang masi terbungkus pakean. aku sedikit mendesah diantara ciuman kami. Dia memainkan tokedku, meremasnya, menekannya dan menggesek2kan tangannya diarea pentilku. walaupun masi tertutup pakean, kerasa banget gesekan jarinya dipentilku, sehingga napsuku makin berkobar saja. “Ougghhh..” aku mendesah nikmat.

Dipeluknya tubuhku sambil berciuman, sambil menggesek pentilku. Tangannya yang memelukku itu .menyelinap masuk ke bagian blakang jinsku, trus menyusup ke cdku meremas bongkahan pantatku.“Ih… om nakal ya,..” Aku menghentikan ciumanku, sambil tersenyum aku berdiri dihadapannya.

"Lepasin semuanya dong om", rengekku manja. Dia tersenyum menatap wajahku itu. "Dah napsu banget ya Nez". Dia menjulurkan kedua tangannnya, menarik tshirtku keatas, melepaskan braku, menurunkan ritsluiting jinsku, sekaligus dengan cdnya diplorotkan kebawah. gundukan jembutku yang tak terlalu lebat namun tertata rapi itu menimbulkan sebuah aroma. “Wah, kamu mrangsang banget deh Nez, bodi kamu napsuin banget". Kan Inez gak toge om". "Tapi proporsional, bodi kamu bagus banget, pinggang ramping, pinggul brisi, aku napsu banget ni". aku kembali dalam pelukannya dengan mengangakang. "Terusin om", pintaku. Tentu saja dia tidak menyia2kan kesempatan baek ini. Dia segera memeluk aku. Dia mencium aku di bibir, balik ke kening terus turun kebalik telinganku, diisep2nya telingaku, sesekali lidahnya disisipkan di lubang telingaku. “Ahhh, ahhh om,..enaaaak…” Akupun gak tinggal diam, aku meraba2 dadanya yang bidang, menjepit pentilnya yang dah mengeras (sama kaya prempuan ya kalo napsu pentilnya ngaceng).

“Sekarang giliran Inez ya om”. Kancing bajunya kubuka pelan, kulepaskan bajunya. Lidahku merangsang pentilnya, menjilatnya sambil menyedot-nyedotnya membuat dia mendesah kenikmatan, “Enak om?" tanyaku sambil tersenyum. Dia membalas dengan senyuman. aku meletakkan tangannya diselangkanganku, dia menggerakkan jempolnya menempel di itilku, sedangkan telunjuknya digerakan di depan bibir memekku. “Owhh, Enak,.. om...ahhh..” memekku sudah mulai basah, dia menggerakkan jemarinya makin cepat naik turun dipermukaan bibir memekku. Aku mendesis, sembari tak henti menjilati pentilnya. Dia kemudian meremas tokedku bergantian dengan mengilik itilku. Kurasakan permukaan memekku bertambah basah, “Om…gak tahan, jangan di depan ajah.. ahhh, om masukin…” pintaku. Dia menuruti kemauanku, telunjuknya mulai ditusukkan kedalam memekku. Terasa memekku mengejang kemasukan jarinya. "Ini baru kemasukan jari ja dah ngempot memekmu". Telujuknya masuk makin dalam, “Terus om, enak…” Aku terus menceracau, akhirnya telunjuknya mentok juga, sesaat didiamkan, aku tampak menarik nafas panjang, sebelum akhirnya dia menggerakan telunjuknya kluar masuk memekku. “Owwww, ahhh om…”, Aku menceracau, berusaha memagut bibirnya, kami berciuman mesra sementara telunjuknya terus keluar masuk menjelajahi memekku.
Aku membalas kenikmatan yang dia berikan, kuurai ikatan celananya, kupelorotkannya, kuremas kontolnya yang besar dan sudah sangat keras itu. "Ih besarnya". "Mangnya kont0l cowok kamu kecil ya". "Gede juga si, tapi kont0l om lebi gede lagi". Dia makin memacu telunjuknya keluar masuk memekku, sementara aku membalas dengan mengocok kontolnya. Desah nikmat kami terdengar diantara ciuman napsu, beberapa menit kami berpacu dalam keadaan itu, hingga akhirnya tubuhku menggelinjang hebat, menggelinjang panjang disertai desahan dasyat, tubuhku mengeras, aku terhantam gelombang organsme dahsyat, membuatku tak karuan mendesah, dia merasakan memekku yang seolah menyedot telunjuknya sebelum cairan memekku merembes keluar, “Awhhhhh…Oughhh…” Aku memeluknya mesra saat Orgasme itu tiba, nafasku tersengal sengal. Dia mengambil air minum, diberikannya ke aku, segera aku menenggaknya, "om.. hebat banget deh, baru pake tlunjuk Inez dah klojotan..” celetukku.
"mandi yuk Nez", katanya sambil menarik aku bangun dari sofa. dia mematikan tv, kami segera masuk ke kamar mandi yang terletak diantara 2 kamar tidur itu, bukan yang dikamar tidur utama. . Dia mengambil sabun cair, menuangkan ketangannya dan membalurkan ke badanku, Lama sekali dia meraba2 badanku, yang pasti dia meremas gemas kedua tokedku gantian, pentilku diplintir2 sampe aku menggelinjang. Kemudian tangannya mengarah ke jembutku, digosoknya jembutku sampe berbusa, kemudian aku diminta mengangkang, dan itilku menjadi sasaran berikutnya. Napsuku sudah memuncak, "Om Inez dah pengen dimasukin deh". Segera aku dimintanya membelakanginya, menyandarkan badanku ke tembok dan mengangkangkan pahaku, dari belakang dia menempelkan palkonnya yang sudah keras banget, perlahan digesek-gesekannya sepanjang garis memekku, terutama diitilku, aku melenguh hebat menikmati ransangan yang diberikannya, “Oughh, om..enakk..” aku terus melenguh. Akhirnya dia menekan kontolnya masuk dalam memekku, tiap centimeter kontolnya melangsek masuk, “Awwwh,..om…ahhhh…” aku pun tak kuasa mendesah. "Nez, peret banget memekmu", dia ikutan melenguh. "Abis baru skali mem3k Inez kemasukan kont0l segede kont0l om". "Tapi nikmat kan Nez". "Bangetz". Dia menekan dan mendorong kontolnya masuk lebih dalam. Dia meringis merasakan remasan otot-otot memekku. Akusendiri hanya merem melek saja, menikmati tiap detik kontolnya masuk lebih dalam, sempat mentok beberapa kali, namun dia menarik pinggulnya lagi mencari ruang agar dapat menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. “Ahhh, om,..dalem banget.. awwhhh..” rintihku, saat kontolnya akhirnya tertanam semua dalam memekku. Memekku yang peret terus berdenyut seolah memijat kontolnya yang berada di dalam sana. Digengamnya pinggulku sebagai tumpuan, digoyangnya kontolnya keluar masuk dalam memekku dengan kecepatan yang terus meningkat. Tokedku berguncang kesana kemari mengikuti enjotannya. bunyi tabrakan bokongku dengan selangkangannya menimbulkan bunyi yang cukup nyaring tapi kami tak perduli lagi. “Uhhh, owghhh,..ahhhh…” aku terus mendesah, sementara dia terus menyodok kontolnya sekuat tenaga. Sesekali tangannya menggapai tokedku yang menggantung dan meremasnya, membuat aku kembali melenguh erotis, lenguhanku rupanya membuat dia kian bernafsu untuk mengocok memekku, “Srettt, Srettt, Plak, Plak,..” bunyi-bunyian yang sering terdengar karena sentuhan tubuh kami, belum lagi cairan memekku yang terkadang merembes keluar melumasi kontolnya yang memungkinkan dia untuk mengenjot aku lebih cepat lagi. “Awwhh, om….Ahhhh..” tubuhku mengejang hebat, memekku mengejang lebih hebat lagi meremas kontolnya yang sedang mengaduk2 memekku sampe ke dasarnya, dan akupun kembali klimaks. Terasa semburan hangat cairan memekku yang menyentuh kepala kontolnya, terus membasahi batangnya hingga merembes keluar. Beberapa detik aku menutup mata dengan tubuh yang bergetar. "Oohh.. Inez nyampe om".

Setelah nafasku gak ngos-ngosan lagi, Aku jongkok dihadapannya, meraih kontolnya, kugenggam dan kuremas2. Kontolnya kujilatin, biji pelernya juga kulalap, kuisap dan kusedot2. Sesekali bijinya kutarik tarik memberikan kenikmatan sambil terus mengocok kontolnya. “Ahhh, ahhh..” dia mendesah kenikmatan sesaat kontolnya masuk kemulutku, mulai kusedot2 kontolnya, ”Aghhh..”, dia mengelinjang nikmat. Kepala kontolnya kuisap sementara tanganku aku henti mengocok batangnya. "Lanjutin diranjang yuk Nez, kamu hebat banget ngemutnya". Ujang membantu memindahakn semua peralatan ke kamar tidur. Dian menset lighting dan letak cameranya, sementa"Om juga kuat banget, gak ngecret2". "Ngecretnya didalem mem3k kamu dong, bole kan". Aku cuma ngangguk. Dia membawaku ke kamar tidur utama, segera aku dan dia sudah berada di tempat tidur. Dia kembali mencium bibirku, tangannya kembali merangsang bibir memekku yang mulai basah, “Oughh, om…” aku mendesah. Dia menelusuri daguku, leherku sehingga aku kembali menggeliat2, sampe akhirnya mengulum pentilku. Tangan satunya digunakan untuk mengilik2 itilku sehingga aku kembali melenguh melampiaskan kenikmatan atas rangsangan yang diberikannya. Jemarinya sesekali disisipkan lagi dalam memekku sementara terus diciuminya toked dan pentilku. Dikunyahnya pentilku pelan, dijilatinya seluruh bagian dari tokedku, ” Ughhh, om..ahhhh “ aku terus melenguh yang rupanya menambah naik napsunya juga. Pinggulku bergoyang erotis menikmati rangsangan dari jarinya, memekku kian basah, aku dapat merasakan otot-otot memekku berkedut meremas telunjuknya didalam sana.“Hahhh, ahhh, hahhh..” aku mendesah dengan nafas yang memburu, “Enak om.”

tak perlu komando dariku, begitu punggungku yang sempat terangkat saat orgasmeku yang kesekian, langsung ditancapkannya lagi kontolnya kedalam memekku, langsung di keluar masuk kan sehingga aku kembali mendesah. Terus digalinya memekku beberapa menit, tak secepat tadi memang namun sekarang hanya dengan penetrasi pendek, hanya kepala kont0l dan sebagian kecil batangnya yang masuk. Ini cukup membuat aku blingsatan dan berusaha menggoyangkan pinggulku keatas, menginginkan penterasi yang lebih dalam. “Ahhhh, ahhhh, om.. jahat ahhh..” Rengekku, namun dia tak tak perduli karena dia pengen mendapatkan kepuasan maksimal dariku, jadi dia gak mau buru-buru keluar. Diciuminya lagi pentilku, diremas dan ditarik-tariknya, kemudian dijilati, diisap sambil sesekali dikunyahnya. Aku langsung menggelinjang nikmat begitu lidahnya menjelajah tokedku bagian bawahnya, sementara dia terus saja menggenjot kontolnya kluar masuk memekku. “Ughhh, om..ahh,..” aku terus melenguh keenakan sambil merem melek itu. Setelah dirasakannya sedikit sudah tenang dia menyodokan kontolnya dalam-dalam , kali ini dengan seluruh tenaga, aku langsung melolong dahsyat, memekku kembali mengejang, lelehan cairan memekku kembali menerpa kontolnya. tubuhku bergetar, meski tak sehebat tadi, aku kembali mencapai puncak kenikmatannya. Remasan yang seolah memijat kontolnya di dalam memekku, membuat kontolnya seketika meledak, memuncratkan peju angetnya dalam memekku. Banyak sekali, aku merasakan hantaman kecretan pejunya dalam memekku. Dia mendiamkan kontolnya dalam memekku hingga kembali mengecil dan keluar dengan sendirinya, sementara aku hanya diam menatap langit-langit menikmati yang barusan melanda tubuhku untuk kesekian kalinya. "Stok peju brapa lama tu om, banyak banget si ngecretnya". "Nikmat gak Nez". "Banget om, mana kont0l om gede banget lagi, sesek deh mem3k Inez kalo ambles semuanya, bisa ketagihan kont0l om ni Inez". "No problemo, kapan ja Inez pengen kontolku, aku siap kok ngentotin kamu Nez, mem3k kamu peret banget, kedutannya brasa banget, baru skali deh aku ngrasain diempot kaya gini".

Di halaman belakang yang gak bgitu luas, si bapak membuat pool buat brendem, disinari lampu taman yang temaram, "Kita maen di kolam yuk Nez", ajaknya. "Mangnya om blon puas". "Blonlah, baru skali ngecretnya". "Kuat banget si om, Inez bisa lemes ni om entotin trus2an". "Tapi nikmat kan". "iya si, banget". Dia berbaring di matras yang ada dipinggir pool sambil menikmati memekku yang naik ke wajahnya, sementara aku sibuk melayani kontolnya dengan mulut dan lidahku, posisi 69 gitu deh. Semakin dikulum kontolnya semakin keras dan berdenyut, itu dilakukan sepuluh menit lamanya. "Om perkasa banget deh, baru ja ngecret segitu banyaknya, Inez emut bentar dah keras banget ngacengnya, dimasukin lagi ya om". Dia ngangguk dan menarik aku supaya berada diatas badannya. Aku naik ke selangakangannya dan memasukkan kontolnya ke memekku. Uuugghh..!" desahku saat kontolnya kembali menusuk ke dalam. Dia juga mendesah merasakan jepitan memeku terhadap kontolnya. Liarnya goyanganku membuat dia makin seru melenguh. Tangannya dijulurkan ke atas meraih kedua tokedku, diremasnya sambil terus menyedot pentilnya. "Ahh.. Ohh.. om", desahku sambil menggeliat-geliat. Aku menggoyang pantatku memutar sehingga kont0l besarnya trus2an menggesek itilku, sehingga gak lama aku dah nyampe lagi. "Cepet banget Nez, aku blon apa2". "Abis nikmat banget si digesek ma kont0l om yang besar keras gini".
Setelah itu kami ganti posisi. Kali ini aku nungging dimatras dan dia menusukku dari blakang. Sambil mengenjot, tangannya mulai merayap di tokedku yang berguncang2 seirama dengan enjotannya, memilin pentilnya dan memijatinya. Aku kembali gakbisa menahan lebih lama lagi, sesuatu yang mau meledak dalam diriku, aku mengerang panjang saat mencapai puncak. Genjotannya masih berlangsung dengan liar dan cepat. Aku berusaha menggeolkan pantatku mengiringi enjotannya. "Yeeaah, gitu om.. Terus..Yahh.. entotin Inez sampe om puaz!" desahku menghayati setiap enjotan kontolnya. Akhirnya tubuh kami sama2 menggelinjang diiringi erangan yang sahut-menyahut. Pejunya kembali menyembur dahsyat didalem memekku, diiringi dengan ledakan orgasmeku untuk kesekian kalinya. Dia mencabut kontolnya dari memekku dan segera kukocok, menjiati dan mengisap kontolnya yanga belepotan peju dan cairan memekku. Aku terus mengocok-ngocoknya hingga tetes terakhir, pemiliknya sampai berkelejotan dan melenguh nikmat akibat perbuatanku. Kami akhirnya terkulai lemas, tubuh kami sudah berkeringat, nafas pun sudah putus-putus. "Hebat ya om bisa bikin Inez klimax trus2an. Om puas gak ngentotin Inez". "Banget sayangku, weekend ini kamu nginep disini ja yuk, kita bisa maen sampe letoy".
   Send Private message

Mbak nurul yang semok..

Sejak kepindahan kostku ke daerah Depok,aku bertetangga dengan
Keluarga Pak Rusdi.Pegawai Pemda DKI ini tinggal bersama istrinya dan
menantunya yang biasa dipanggil Mbak Nurul oleh para tetangga
lainnya. Mbak Nurul yang telah mempunyai anak dua itu tinggal bersama
mertuanya, karena suaminya mencari nafkah ke Kuwait hampir
setahun yang lalu. Usia Mbak Nurul aku taksir sekitar 30 tahunan,atau
tepatnya 31 tahun ketika aku tak sengaja mendengar salah seorang ibu
tetangga menanyakan usia menantu Pak Rusdi ini.
Satu hal yang menarik dari menantu Pak Rusdi ini,adalah pakaian yang
dikenakannya sehari hari.Ibu muda ini selalu berpakaian menutup rapat
sekujur tubuhnya kecuali wajahnya dan telapak tangannya. Ibu Muda
beranak dua ini selalu kulihat memakai jilbab yang lebar dan pakaian
yang panjang longgar hingga mata kaki,bahkan sepasang kakinya selalu
kulihat memakai kaos kaki kadangkala berwarna krem atau
putih.Sebenarnya aku tidak terlalu memperdulikan menantu Pak Rusdi
yang kelihatan alim itu,namun kalau aku berangkat kuliah,aku sering
ketemu Mbak Nurul pulang dari belanja di pasar.Setiap kali
bertemu,Mbak Nurul selalu menyapaku ramah dan melempar senyum
manisnya yang membuat aku menyadari Mbak Nurul mempunyai paras wajah
yang cantik.Wajah wanita tetanggaku yang selalu terbalut jilbab lebar
ini mirip sekali dengan aktris Marissa Haque.
Satu setengah bulan sudah aku kost di Depok,dan kadang kala aku
berpikiran tentang Mbak Nurul yang cantik itu.Apakah Mbak Nurul tidak
merasa kesepian ditinggal begitu lama oleh suaminya,namun melihat
Mbak Nurul yang alim itu aku nggak berani berpikir kotor kepada
wanita ini."Keindahan yang tersembunyi"gumamku kalau mengingat Mbak
Nurul yang berwajah mirip aktris Marissa Haque,namun tubuhnya selalu
tersembunyi dalam pakaian dan jilbab panjangnya yang rapat.Tubuh Mbak
Nurul pun kulihat cukup
tingi untuk ukuran wanita,aku pernah melihat ibu muda ini sama tinggi
dengan Pak Rusdi ketika dia berjalan bersama Pak Rusdi,dan aku tahu
tinggi mertua Mbak Nurul ini 165 cm,berarti tinggi Mbak Nurul juga
165 cm.

.
Senja itu aku baru pulang dari praktikum kimia.Hari sudah mulai
gelap,termasuk daerah di sekitar kostku.Waktu aku lewat di samping
rumah Pak Rusdi,aku melewati salah satu jendela di rumah Pak Rusdi
yang memang sedang diperbaiki.Mungkin karena sedang
diperbaiki,jendela itu tidak tertutup sempurna.Aku melihat ada
beberapa lubang kecil pada jendela yang tengah diperbaiki itu dari
sinar lampu dalam rumah yang keluar lewat lubang-lubang kecil
itu.Melihat lubang-lubang kecil itu timbul rasa isengku untuk
mengintip ke
dalam.Dengan hati-hati aku segera menempelkan mataku pada lubang-
lubang kecil tersebut,beberapa saat kemudian aku menemukan lubang
yang cukup besar untuk mengintip.Ternyata jendela tersebut adalah
jendela sebuah kamar,entah kamar siapa.Beberapa saat aku mengintip
melalui lubang tersebut,namun keadaan kamar yang terang benderang itu
terlihat sepi.Ketika aku hendak mengakhiri aktivitas mengintipku,tiba-
tiba aku melihat pintu kamar itu terbuka dan aku lihat seorang masuk
ke dalam kamar.Aku belum begitu jelas siapa orang itu,namun setelah
orang itu sampai ke tempat yang lebih terang aku baru melihat
ternyata orang tersebut adalah seorang wanita muda.Agaknya wanita itu
baru selesai mandi ketika aku melihat rambut panjang ikalnya yang
basah serta handuk yang melilit tubuhnya.Sesaat aku heran, karena aku
tak mengenal dan tak pernah melihat perempuan berkulit putih ini
sebelumnya Namun sekejap kemudian darahku terkesiap ketika aku
mengamati wajah perempuan ini lebih seksama.

"Mbak Nurul!!"desisku tertahan.Wajah cantik Mbak Nurul yang mirip
Marissa Haque teramat mudah dikenali.Tubuhku sesaat menggigil
menyadari perempuan yang tengah kuintip ini adalah Mbak Nurul yang
alim berjilbab itu.Aku tak pernah melihat tubuhnya kecuali hanya
wajahnya yang terbalut jilbab lebar serta telapak tangannya yang
putih terlihat halus.Namun saat ini perempuan berjilbab itu aku lihat
hanya berlilitkan handuk pada tubuhnya.Mendadak timbul keinginanku
untuk mengintip Mbak Nurul yang agaknya hendak berganti pakaian
setelah dia mandi.Dengan berdebar-debar aku berusaha lebih jelas
melihat melalui lubang kecil tersebut,namun aku harus kecewa karena
dari lubang pengintip itu,aku hanya mampu melihat tubuh Mbak Nurul
sampai dari kepala sampai ke
pinggangnya karena pandangan dari sebagian lubang pengintip itu
memang tertutup sebuah lemari buku. Walaupun hanya sebagian tubuh
Mbak Nurul yang terlihat,tubuhku sudah menggigil menahan
birahi.Mataku membuka lebar-lebar ketika aku lihat Mbak Nurul melepas
handuk putih yang melilit tubuhnya.Aku yakin tubuh menantu Pak Rusdi
saat ini telanjang bulat.Sayangnya aku hanya mampu melihat dari
kepalanya hingga ke pinggangnya.
Aku menelan ludah berkali-kali melihat keindahan tubuh Mbak Nurul
yang terlihat lewat lubang pengintip.Mataku lekat menatap leher
jenjang ibu muda ini yang terlihat mulus menggiurkan,lantas mataku
menyusuri ke bawah hingga kulihat sepasang buah dada Mbak Nurul yang
telanjang. Nafasku mulai terengah dan kemaluanku pun mulai tegang
ketika mataku lekat di dada Mbak Nurul .Sepasang payudara ibu muda
yang cukup montok ini masih terlihat kencang,walaupun tidak sekencang
payudara seorang perawan.Kulitnya yang putih mulus dengan puting susu
yang kecoklatan membuat buah dada Mbak Nurul terlihat menggiurkan dan
membangkitkan birahiku Namun aku hanya mampu menikmati keindahan
payudara Mbak Nurul saja,karena ketika mataku menyusuri ke bawah
payudaranya,lemari buku sialan itu menghalangi pandanganku,padahal
aku tahu Mbak Nurul tengah telanjang bulat saat ini.Nafasku terengah-
engah melihat Mbak Nurul yang kemudian mengenakan BH untuk menutupi
sepasang buah dadanya yang sedang menjadi santapan mataku.Aku
mengakhiri keasyikanku ketika Mbak Nurul telah mengenakan
pakaian,sebuah jubah panjang berbunga-bunga.Akhirnya aku kembali ke
tempat kostku yang terletak di samping rumah Pak Rusdi dengan birahi
yang memuncak.Rasa seganku kepada Mbak Nurul yang berjilbab itu
berganti rasa birahi yang membakar.Ketika aku di kamar, aku mengocok
kemaluanku sembari membayangkan kedua buah dada Mbak Nurul kulihat
telanjang tadi.Aku membayangkan yang sedang mengocok-ngocok
kemaluanku adalah tangan Mbak Nurul dengan dada montoknya yang
telanjang...mmm..aku cuma bisa mendesah-desah dan menggigit bibirku
menahan nikmat.,sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatanku
ketika tubuhku bergetar hebat disertai muncratnya air mani kental
dari ujung penisku dan eranganku menyebut nama wanita tetanggaku
itu ,membayangkan keindahan yang kuintip tadi.
"Ohhhh..mmm..ahhhh...sshhhh.. Mbaak
Nuruuullll...ahhhhh..enaaaaakkkk..ahhhhhhh!!!"
desahku di di ujung kenikmatanku sebelum aku tergeletak lemas. .
Sejak saat itu rasa seganku kepada wanita berjilbab ini lenyap justru
aku selalu membayangkan tubuh Mbak Nurul dalam onaniku.Aku
mengkhayalkan keindahan tubuh di balik pakaian jubah panjang dan
jilbab lebar yang selalu dikenakan ibu
beranak dua ini.Setiap kali aku ketemu Mbak Nurul dalam jilbab lebar
dan jubah panjangnya,mataku lekat menatap sekujur tubuhnya sementara
benakku membayangkan tubuh di balik pakaian yang menutup rapat
tubuhnya itu.Beberapa kali aku menelan ludah melihat cetakan garis BH
dan sekan-akan kulihat belahan buah dada yang montok itu di dada yang
tertutup jilbab lebar itu.Akupun sekarang senang mengamati Mbak Nurul
ketika dia menyapu halaman rumahnya saat sore hari .Melalaui sela-
sela jendela kamar kostku,aku melihat Mbak Nurul tengah membungkuk
menyapu.Pinggulnya yang terbungkus jubah pakaiannya nampak
menggiurkan .Aku berulangkali menelan ludah ketikat melihat celana
dalam yang dipakai Mbak Nurul tercetak jelas pada jubahnya saat dia
membungkuk untuk menyapu.Belahan pantatnya pun samar terlihat
membuatku jakunku naik turun menahan getaran birahi .Rasa-rasanya aku
ingin menyingkap jubah yang dipakai Mbak Nurul ke atas,sehingga aku
dapat melihat pantatnya yang montok itu.Namun aku hanya mampu
membayangkan saja yang kemudian diakhiri dengan onani.
Hampir seminggu sejak aku pertama kali aku mengintip Mbak Nurul yang
membuatku akhirnya menyimpan birahi kepada wanita berjilbab
tetanggaku itu. Rasa penasaranku bercampur birahi untuk melihat tubuh
Mbak Nurul di balik pakaiannya yang rapat kian menggebu.Aku selalu
mencari celah untuk mengintipnya seperti seminggu lalu,namun ternyata
tak ada sebuah lubang apapun di rumahnya untukku dapat mengintipnya
dalam keadaan tak berjilbab dan berjubah itu.Ternyata aku hanya punya
kesempatan mengintip sekali itu,karena jendela itu selesai selesai
diperbaiki sehari setelah aku mengintip melalui lubang-lubang pada
jendela yang rusak itu dan aku tak melihat ada celah untuk mengintip
Mbak Nurul lagi

Sampai siang itu.Faiz,anak pertama Mbak Nurul yang sering bermain ke
tempat kostku,tertidur di kamar kostku setelah dia lelah bermain.Aku
biarkan bocah laki-laki yang baru berusia 4 tahun ini lelap dalam
tidurnya,sementara aku mengutak-atik komputer yang kebetulan rusak di
kamarku.Setelah mengutak atik komputerku beberapa saat,aku harus
membeli beberapa kabel baru.Ketika aku melangkah ke arah pintu
berniat membeli kabel-kabel itu,aku mendengar ketukan dan suara salam
seorang wanita di pintu.Akupun membuka pintu seraya menjawab
salam,dan aku tertegun ketika ternyata Mbak Nurul yang ada di depan
pintu kostku dengan wajah pucat dan terlihat lelah.Siang ini dia
mengenakan jilbab putih lebar dengan jubah biru bermotif bunga serta
kaus kaki krem yang membungkus kedua kakinya.
"Maaf dik..lihat Faiz anak saya ,nggak?..saya sudah kemana-mana
mencarinya namun nggak ada."tanya Mbak Nurul terdengar cemas
Aku tersenyum mendengar kecemasannya
"Ada kok mbak,lagi tidur di kamar saya"
Mbak Nurul menarik nafas dalam-dalam
"Syukurlah...biar saya ambil sekarang "
"Terserah ,Mbak Nurul,"kataku seraya melangkah masuk dikuti wanita
berjilbab ini,mataku sempat melirik ke dada Mbak Nurul yang
montok,membuat kembali terbayang kemulusan buah dada montok yang
telanjang di dada ibu muda ini saat kuintip seminggu lalu.Aku menelan
ludah melihat dada Mbak Nurul yang tertutup jilbab putih lebar
itu,terlihat begitu montok menggiurkan.
"Tuh..masih tidur"kataku sambil menunjuk Faiz yang tengah lelap di
atas tempat tidurku..
Sesaat wajah cantik Mbak Nurul tampak bimbang melihat anak pertamanya
itu lelap dalam tidurnya. "Mungkin saya nitip anak saya dulu
dik..kasian kayaknya dia lelap sekali tidurnya,nanti sore aku
ambil.."desisnya lirih
Aku tersenyum mengangguk,tapi sedetik kemudian aku ingat aku harus
membeli kabel buat komputerku.
"Nggak papa mbak,tapi sebentar aku mau pergi beli kabel, boleh aku
minta mbak disini dulu sebentar ?" tanyaku"sampai aku kembali"
Mbak Nurul tersenyum lantas mengangguk, namun wajah cantiknya tampak
kuyu letih.
"Mm..Mbak Nurul kayaknya letih yah..Biar aku buatkan minum buat Mbak
Nurul sebentar,Mbak khan tamu di rumah ini,apalagi baru pertamakali
berkunjung," kataku spontan.
Wajah yang terbalut jilbab putih lebar itu tersenyum
"Terserah adik..mbak memang haus"
Tak berapa lama kemudian,aku mengambil sebuah gelas yang aku tuangi
dengan syrup ABC jeruk serta air dingin dari kulkas.


Ketika aku tengah mengaduk minuman untuk Mbak Nurul,mataku menangkap
beberapa bahan kimiawi praktikum di mejaku.Aku tahu beberapa bahan
kimia itu mempunyai efek sebagai obat tidur.Sesaat aku merasa bimbang
ketika timbul keinginanku untuk mencampur minuman untuk Mbak Nurul
dengan bahan kimiawi tersebut.Aku berhenti mengaduk,mataku melirik
Mbak Nurul yang tengah duduk di karpet ruang tamu sambil membaca
sebuah majalah komputer milikku.Wajah cantik yang terbalut jilbab itu
begitu
mempesona,apalagi ketika kulihat ternyata ujung pakaian jubahnya agak
tertarik ke atas tanpa di sadarinya ,membuat salah satu betisnya
terlihat nyaris separuhnya.Walaupun betis Mbak Nurul saat ini
terbalut kaus kaki krem,namun betis yang terlihat nyaris separuh itu
terlihat begitu indah..dan keindahan apalagikah ketika ujung jubah
itu kian tertarik ke atas..tanpa sadar aku menelan ludah
membayangkannya,apalagi ketika teringat keindahan buah dada Mbak
Nurul yang pernah kulihat telanjang,membuat otakku kian dipenuhi
birahi terhadap wanita berjilbab yang kini duduk di karpet ruang tamu
kost Akhirnya tanpa ragu aku mencampurkan bahan kimia itu ke dalam
minuman dingin untuk Mbak Nurul,cukup untuk membuat wanita ini
terlelap.
"Silakan diminum Mbak..aku pergi beli kabel sebentar.."kataku dengan
dada berdebar-debar.
Mbak Nurul tersenyum sambil mengucapkan terima kasih,namun dia
terlihat agak gugup ketika tahu mataku tengah memperhatikan betisnya
yang tersingkap nyaris separuh itu.
"Terima kasih dik..ngrepotin aja"kata Mbak Nurul sembari membenahi
ujung jubahnya yg tertarik ke atas dengan sedikit tergesa,sehingga
betis itu kembali tertutup.Aku tersenyum penuh arti ketika tangan
Mbak Nurul membenahi ujung jubahnya dengan sedikit gugup dan wajah
yang bersemu merah.
Beberapa saat kemudian Honda GL ku meluncur meninggalkan tempat
kostku.Tak sampai 15 menit kemudian aku pun kembali.Jantungku
berdegup kencang
ketika aku memarkirkan sepeda motorku di teras,lantas aku membuka
pintu dengan tergesa-gesa.Aku nyaris terlonjak dengan jantung
berdegup kian kencang ketika mataku menatap ke ruang tamu kostku yang
hanya berlapis karpet biru itu.Mataku terbelalak melihat Mbak Nurul
ternyata telah tergeletak pulas di atas karpet ruang tamu.
"He he he he..ternyata bahan kimia itu bekerja baik"kataku sambil
mendekati tubuh Mbak Nurul yang tergeletak pulas,sementara gelas
minuman yang kuberikan untuknya terlihat kosong,tanpa setitik air di
dalamnya.
Aku tersenyum penuh nafsu,memandang wanita berjilbab tetanggaku yang
terlihat pulas terlentang di atas karpet ruang tamu kostku.Dengan
jantung berdegup kian kencang aku menghampiri Mbak Nurul,lantas
berlutut di sampingnya.Mataku lekat menatap wajah Mbak Nurul yang
mirip artis Marissa Haque ini.Wajah cantik berbalut jilbab putih
lebar itu kian terlihat cantik saat pulas tertidur membuatku kian
bernafsu.Kemudian mataku menatap dadanya yang naik turun dengan
teratur seiring nafasnya.Sepasang buah dada montok yang tertutup
jilbab putih lebar itu membuatku menelan ludah,sehingga sesaat
kemudian tanganku terulur menjamahnya.Aku merasa bermimpi ketika
tanganku dengan sedikit gemetar meraba-raba bukit montok di dada Mbak
Nurul yg masih tertutup jilbab lebar itu.
"Ohh..montoknya"desisku dengan nafas mulai tersengal,lantas sedetik
kemudian tanganku mulai meremas buah dada Mbak Nurul yang masih
tertutup jilbab putih yang
lebar itu.Aku nyaris tak percaya kalau siang ini aku dapat meremas
dada montok wanita berjilbab tetanggaku yang terlihat alim itu
"Ohh..Mbak Nurul.......!!"desahku ketika kemudian tanganku meremas
remas sepasang payudara kenyal di dada ibu muda beranak dua
ini.Semakin lama tanganku kian liar meremas buah dada Mbak Nurul
membuat jilbab putih yang dikenakannya kusut tak karuan.Tanganku
kemudian menyingkapkan jilbab putih yang menutupi dada montok itu ke
atas.Aku tersenyum ketika aku melihat tiga kancing pada bagian atas
jubah yang dipakai ibu muda ini.Tanganku terasa gemetar ketika
jemariku meraih tiga buah kancing yang rapat itu,lantas mulai
membukanya satu persatu. Perlahan-lahan kulit mulus di dada Mbak
Nurul yang putih mulai terlihat merangsang birahiku. Jakunku naik
turun dengan dada yang berdegup kian kencang .

. Birahiku kian liar bergolak,ketika tanganku semakin lebar
menyingkap bagian atas jubah Mbak Nurul yang terbuka itu.Belahan
payudara Mbak Nurul yang montok itu membuatku kemaluanku kian
mengeras dan mataku seakan tak berkedip melihat keindahan di dada
wanita berjilbab ini. Mataku pun mulai melihat,BH warna krem yang
membungkus sepasang payudara Mbak Nurul,saat aku menyingkapkan
semakin lebar bagian dada jubah yang dipakai wanita berjilbab ini.
Kemudian jubah yang dipakai Mbak Nurul aku tarik ke bawah sehingga
bagian atasnya tertarik kebawah melewati pundaknya,maka tersembulah
sepasang buah dada Mbak Nurul yang montok dan mulus
menggiurkan.Buah dada Mbak Nurul itu masih ketat terbungkus Bh wrana
krem yang dikenakan wanita berjilbab ini.
"Ooohh.. Mbak Nurul...montoknya"desisku sambil menahan birahi yang
kian menggelegak.Mataku liar melihat gundukan buah dada Mbak Nurul
yang masih tertutup BH warna krem.Kemudian dengan nafsu yang kian
menggelegak,tanganku menarik cup BH itu ke atas yang membuat buah
dada ibu muda ini tak tertutup lagi.
"Glek..ohh..Mbak Nurul...."desahku menahan birahi melihat payudara
Mbak Nurul yang kini
telanjang didepannya.Payudara telanjang di dada wanita berjilbab ini
begitu indah bentuknya.Walaupun Mbak Nurul telah beranak dua ,namun
sepasang buah dadanya masih terlihat kencang.Kulit Mbak Nurul yang
putih mulus dan puting susu kecoklatan yang terlihat mulai tegak
membuat buah dada wanita berjilbab ini kian menggiurkan nafsuku.
Dengan gemetar tanganku mencoba menjamah buah dada ibu muda
berjilbabvini.Aku seakan tak percaya mampu menjamah payudara seorang
wanita alim seperti Mbak Nurul ,yang sehari-hari kulihat selalu
menutup rapat sekujur tubuhnya dengan jilbab yang lebar dan jubah
panjang yang longgar.Namun ketika tanganku merasakan kehangatan dan
kekenyalan payudara Mbak Nurul yang montok,tubuhku mengigil menahan
birahi kian menggelegak.Kemudian dengan penuh nafsu
tanganku mulai meremas-remas payudara montok yang telanjang
itu.Sepasang payudara yang selama ini tersembunyi di balik jubah dan
jilbab lebar yang selalu dikenakan Mbak Nurul kali ini ada dalam
remasanku yang kian liar, "Mmm..Mbaak Nuruulll...mmmm..."desisku
sembari mempermainkan puting susu kecoklatan di dada Mbak Nurul
dengan jari-jariku.Aku merasakan puting susu ibu muda yang aku
pelintir ini kian
terasa tegak dan mengerasi.Nafasku memburu jalang,tubuhku menggigil
menahan birahi menggelegak ketika tanganku bermain di dada telanjang
wanita berjilbab ini.Beberapa lama aku meremas-remas buah dada Mbak
Nurul yang telanjang itu dengan tanganku ,sebelum aku mulai
menjilati payudara wanita berjilbab itu dengan lidahku dan
menciuminya penuh nafsu.
Aku merasakan sepasang buah dada Mbak Nurul yang telanjang itu kian
kencang mengeras ketika aku menciuminya dan menjilatinya,bahkan
ketika aku mengulum puting susu yang kecoklatan itu aku sempat
terkejut oleh rintihan dari mulut Mbak Nurul.Aku menatap wajah Mbak
Nurul yang
masih terbalut jilbab putihnya itu,namun aku lihat wajahnya masih
lelapdalm tidurnya hanya bibirnya memang mulai mendesah dan mengerang.
"ohhh..Mbak Nurul mulai terangsang..."desisku melihat keadaan wanita
berjilbab ini.
Desahan yang keluar dari bibir Mbak Nurul membuatku nafsu birahiku
kian liar.Mulutku kian liar menciumi dan menjilati payudara telanjang
didada wanita berjilbab ini.Puting susu yang kecoklatan itu aku kulum
dan aku hisap dengan bibir dan mulutku,membuat desahan Mbak Nurul
kian sering terdengar.Birahiku semakin terasa menggelegak jalang
mendengar rintihan dan desahan wanita berjilbab ini.Sempat terbayang
beberapa hari lalu,Mbak Nurul terlihat begitu anggun dengan jubah dan
jilbab lebarnya.Waktu itu aku hanya menelan ludah melihat tonjolan
montok di dada yang tertutup jilbab lebar itu.Namun saat ini,payudara
wanita berjilbab itu dapat aku nikmati sepuas
birahiku.
Cukup lama aku memuaskan nafsuku pada kedua payudara montok Mbak
Nurul yang telanjang tanpa penutup itu.Aku melihat Mbak Aan semakin
jalang mendesah dan merintih dalam tidurnya tiap kali aku menghisap
dan menjilati dan menciumi kedua buah dadanya yang montok mengiurkan
itu.Gila..baru pertama kali ini aku melihat seorang wanita berjilbab
merintih begitu jalang dan
liar,oleh birahi yang mencengkeramnya.
Setelah aku puas dengan payudara Mbak Nurul,mataku beralih menatap
bagian bawah tubuh ibu muda berjilbab ini.Aku melihat walapun
beberapa kali,Mbak Nurul menggeliat dan mengejang menahan rangsangan
birahi dariku,namun ujung jubah yang dikenakan Mbak Nurul tidak
sampai tersingkap,Bagian bawah Mbak Nurul masih rapi tertutup oleh
jubah panjang yang dipakainya sehingga hanya terlihat kakinya yang
terbungkus kaus kaki warna krem.Sesaat terbayang dalam benakku,rasa
penasaranku selama ini yang membuatku ingin menyingkap jubah yang
dipakai Mbak Nurul.Perlahan kemudian aku mendekati kaki Mbak Nurul
yang masih tertutup jubah yang dipakainya.Dengan sedikit
gemetar,tanagnku terulur menyingkap jubah biru kembang yang
dipakai Mbak Nurul dengan.Jantungku berdegup kencang ketika jubah itu
mulai aku singkap ke atas,mataku mulai melihat sepasang betis Mbak
Nurul yang indah bentuknya.Sepasang betis yang indah ini masih
terbungkus kaus kaki warna krem yang agak tipis.Tanganku semakin
gemetar ketika ujung jubah biru itu aku singkap semakin ke atas
menyusuri kaki Mbak Nurul.Mataku kian membesar melihat ujung jubah
yang tengah aku tarik ke atas itu mulai melewati lutut waniat
berjilbab ini.Aku baru tahu,ternyata kaos kaki katun yang dipakai
Mbak Nurul cukup panjang, hampir seluruh betisnya tertutup oleh kaus
kaki krem yang dipakainya.Nafasku kian mendengus kasar menahan nafsu
birahiku saat ujung jubah itu aku singkap ke atas melewati kedua
lututnya,dan mataku nyaris tak berkedip melihat keindahan yang
terpampang dibalik jubah yang aku singkap semakin ke atas.Akhirnya
ujung jubah biru yang semula rapat menutup tubuh ibu muda ini
tersingkap hingga ke pinggangnya.Sepasang kaki wanita berjilbab itu
kini tidak lagi tertutup jubah panjang itu.

"Ohh..Mbak Nurul.."desisku dengan mata nyaris tak berkedip melihat
pemandangan di depanku.Sepasang paha putih Mbak Nurul yang telanjang
itu tampak mulus menggiurkan.Paha putih mulus itu masih terlihat
kencang dan bulat padat.Tetapi yang membuat tubuhku menggigil hebat
menahan birahi,ketika mataku menatap pangkal paha Mbak Nurul yang
telanjang.mataku melotot melihat kemontokan bukit kemaluan wanita
berjilbab yang masih tertutup celana dalam itu.Celana dalam biru yang
dipakai Mbak Nurul termasuk tipis untuk menyembunyikan gundukan
kemaluan ibu muda ini sehingga mataku secara samar, mampu melihat
bayangan bulu-bulu kemaluan dan belahan bibir kemaluan ibu muda
berjilbab ini.Tubuhku gemetar melihat keindahan yang luar biasa ini
dan batang kemaluanku terasa kian keras.
"Ohh..mbak Aaan..Ohhh"desisku gemetar dengan mulut ternganga melihat
keindahan di depan mataku.Terbayang kembali beberapa hari lalu,aku
selalu melihat Mbak Nurul adalah seorang wanita berjilbab lebar dan
berjubah panjang membuatnya terlihat begitu alim.Beberapa menit yang
lalu sebelum pulas terpengaruh oleh minuman dariku,Mbak Nurul masih
gugup dan terlihat malu ketika ujung jubahnya tersingkap yang hanya
memperlihatkan separuh betisnya.Namun saat
ini hampir tak kupercaya kalau aku telah melihat keindahan yang
selama ini tersembunyi di balik jilbab lebar dan jubah panjang Mbak
Nurul itu.Aku menelan ludah berkali-kali dengan birahi kian
menggelegak melihat pemandangan di depanku.Seorang perempuan berparas
cantik dengan jilbabnya yang lebar serta jubah biru bermotif bunga
tergolek dengan sepasang buah dada yang
menyembul telanjang dan bagian bawah jubahnya tersingkap hingga ke
perut memperlihatkan kemulusan sepasang pahanya dan celana dalam yang
dikenakannya.Tubuhku menggigil penuh birahi yang menggelegak melihat
keindahan yang langka ini.
Mbak Nurul masih terlihat pulas dalam pengaruh obat tidur yang
kucampurkan dalam minuman untuknya.Kedua mata di wajah cantiknya yang
terbalut jilbab lebar putih masih tertutup dengan rapat,walaupun
wanita berjilbab ini sempat merintih dan mengerang saat kurangsang
sepasang payudara di dadanya.Berulang kali aku menelan ludah
sementara penisku sudah mengeras oleh desakan birahi melihat keadaan
Mbak Nurul saat ini.Ibu muda tetanggaku yang selama ini tak pernah
kulihat kecuali wajah cantiknya dan telapak tangannya, saat ini
kulihat setengah telanjang tergeletak di depanku.Jilbab putih lebar
yang beberapa menit lalu masih rapi menyembunyikan kemontokan
dadanya,saat ini tersingkap ke atas dengan jubah yang terbuka pada
bagian dadanya dan BH yang tersingkap,sehingga sepasang buah dada
wanita berjilbab beranak dua yang selama ini tersembunyi,terpampang
menggiurkan tanpa penutup,.
Dengan birahi yang menggelegak,aku bergeser mendekati kaki Mbak Nurul
yang terbuka itu.Aku melihat sepasang betis yang indah itu masih
terbungkus kaus kaki warna krem yang cukup panjang hampir menutupi
betisnya.Dengan sedikit gemetar,aku mengulurkan tanganku melepas
sepasang kaus kaki warna krem itu dari kaki Mbak Nurul.Aku kembali
menelan ludah melihat kemulusan betis Mbak Nurul yang kini telanjang
di depanku.Aku sempat tersenyum teringat beberapa menit lalu,ketika
Mbak Nurul gugup terlihat separuh betisnya olehku karena jubah yang
dipakainya tersingkap.Namun setelah wanita berjilbab ini pulas dalam
pengaruh obat tidurku,aku bukan hanya mampu melihat betisnya namun
juga menjamahnya bahkan lebih.
Telapak kaki Mbak Nurul terlihat putih kemerahan,ketika tanganku
meraihnya terasa halus di tanganku.Beberapa saat aku mengelusnya
sebelum kemudian bibirku mulai menciumi telapak kaki yang bersih dan
halus itu.Nafasku memburu kian cepat ketika dengan bernafsu aku
menciumi dan menjilati telapak kaki wanita ini.Telapak kaki wanita
berjilbab yang telanjang itupun terlihat berkilat oleh bekas
jilatanku yang liar.Kemudian dengan penuh birahi,bibirku menyusuri
kaki Mbak Nurul semakin ke atas.Aku menciumi dan menjilati sepasang
betis wanita berjilbab ini yang tak pernah kulihat sebelumnya karena
selalu tertutup oleh pakaian panjangnya.Betis putih mulus yang indah
dan ditumbuhi rambut-rambut halus itu terasa hangat di bibirku dan
lidahku yang menjilatinya.Libidoku kian menggelegak saat bibir dan
lidahku menciumi serta menjilati betis indah Mbak Nurul yang tak
pernah kulihat sebelumnya ini.Nafasku terengah-engah oleh desakan
birahiku yang kian liar.
Saat bibir dan lidahku menciumi dan menjilati kemulusan betis Mbak
Nurul,tanganku menyusuri kaki wanita berjilbab ini kian ke
atas.Tanganku mengelus-elus paha mulus Mbak Nurul yang telanjang dan
bulat padat ini.Begitu halus, lembut dan hangat kulit Mbak Nurul aku
rasakan.Ketika menyentuh paha yang ditumbuhi bulu-bulu halus, aku
merasakan kehangatan yang makin terasa mengalir ke telapak
tangannya.Kemaluanku menjadi kian menegang keras dan membuat celanaku
terasa sesak dan ketat. Jantungku makin berdegup kencang ketika aku
meneruskan belaian tanganku makin jauh ke arah pangkal kaki waniat
berjilbab yang mulus. Kulit tanganku merasakan hawa yang makin hangat
dan lembab ketika tanganku makin jauh menggerayangi pangkal kaki
Mbak Nurul yang bak belalang itu. Gerakan tanganku terhenti ketika
tanganku mulai menyentuh gundukan daging yang begitu lunak dan
hangat,namun terasa masih terbungkus kain celana dalam. Beberapa saat
aku meraba-raba gundukan daging lunak hangat itu mengelus-
elusnya,yang ternyata kembali membuat Mbak Nurul merintih dan
mengerang oleh rabaanku pada gundukan di selangkangannya.Bahkan
semakin lama aku semakin gemas,sehingga kemaluan montok wanita
berjilbab yang masih terbungkus celana dalam itu bukan hanya aku elus-
elus,namun tanganku lantas meremas-remasnya penuh nafsu.

Aku sempat melirik wajah Mbak Nurul yang masih terbalut
jilbabnya,ketika wanita cantik ini merintih bahkan tubuhnya
menggeliat.Aku hanya menyeringai ketika aku melihat wanita berjilbab
ini tidak menunjukkan tanda-tanda sadar dari pengaruh obat
tidurku.Akupun kembali menciumi dan menjilati kaki telanjang ibu muda
berjilbab yang tak pernah kulihat mulusnya saat sebelumnya.Tanganku
masih meremas-remas kemaluan montok di selangkangan Mbak Nurul ketika
aku menciumi dan menjilati sepasang paha mulusnya.Sepasang paha putih
ibu muda berjilbab yang mulus itu terasa hangat di bibir dan lidahku
membuatku semakin terangsang oleh birahi.Paha yang bulat indah dan
ditumbuhi bulu-bulu halus itupun terlihat mengkilat oleh jilatan
lidahku dan ciuman bibirku.Aku melihat Mbak Nurul masih merintih-
rintih dan tubuhnya menggeliat-geliat,bahkan kian lama rintihan
wanita berjilbab itu kian terdengar jalang membuatku kian
bernafsu.Akhirnya ciuman dan jilatanku terhenti ketika bibirku telah
merasakan lembab dan hangatnya pangkal paha Mbak Nurul. Aku
menghentikan remasanku pada gundukan kemaluan Mbak Nurul yang masih
tertutup celana dalam biru.Celana dalam yang dipakai ibu muda ini
terlihat kusut karena remasan jari-jariku yang liar dan
bernafsu.Dengan birahi yang menggelagak tanganku kini menarik celana
dalam krem yang menutupi bagian tubuh Mbak Nurul yang paling pribadi
ini.Mataku seakan tak berkedip,ketika celana dalam yang dipakai Mbak
Nurul aku tarik ke bawah.Bermula dari tersembulnya rambut kemaluan
yang cukup lebat dan hitam itu,aku terus menarik turun celana dalam
itu. Dan aku seakan terpakau ketika aku menraik celana dalam itu kian
ke bawah,belahan kemaluan ibu muda yang kemerahan itu pun tersembul
begitu menggiurkan.Akhirnya sesaat kemudian bagian tubuh wanita
berjilbab yang paling tersembunyi inipun terpampang tanpa penutup di
depanku.Tubuhku mengigil oleh birahi melihat kemaluan telanjang Mbak
Nurul di depanku ini.Terbayang kembali di benakku ,akan sebuah hasrat
yang menjadi angan-anganku selama ini untuk menyingkap jubah Mbak
Nurul dan melihat keindahan di baliknya.Aku tak mengira bahwa
keinginanku akan terwujud siang ini tanpa kesulitan sedikitpun.

Mataku lekat menatap kemaluan Mbak Nurul yang ditumbuhi rambut cukup
lebat namun terlihat rapi.Dengan libido semakin menggelagak,aku
membuka kedua paha wanita berjilbab ini lantas aku membenamkan
kepalaku diantara kedua paha putih mulus itu.Bibirku segera menciumi
kemaluan wanita berjilbab yang ditumbuhi rambut cukup lebat
itu.Nafasku terengah-engah diantara kedua paha mulus Mbak
Nurul.Bibirku dengan bernafsu menciumi permukaan kemaluan ibu muda
ini dengan liar.Mbak Nurul makin jalang merintih dan
mengerang,tubuhnya menggeliat menahan rangsangan birahi di bagian
tubuhnya yang paling rahasia itu.Lidahkupun bergantian menjilati
permukaan kemaluan wanita berjilbab ini sehingga rambut kemaluan Mbak
Nurul terlihat basah.
Sambil membelai-belai rambut dan menjilati yang mengitari kemaluan
Mbak Nurul , Aku menghirup-hirup aroma harum khas kemaluan yang
menyengat dari kemaluan wanita berjilbab ini,lantas aku pun
meneruskan dengan jilatan ke seluruh sudut selangkangan Mbak Nurul .
Sehingga kini kemaluan wanita berjilbab di depanku basah oleh air
liurku.Tangankupun membuka bibir kemaluan Mbak Nurul lantas aku
julurkan lidahku ke arah klitoris dan menggelitik bagian itu dengan
ujung lidahku. Mbak Nurul yang masih belum tersadar dari pengaruh
obat tidurku makin jalang merintih dan tubuhnya makin kerap
menggelinjang,ketika bagian kewanitaan yang paling sensitif ini aku
jilati. Aku merasakan ada pijitan-pijitan lembut dari lubang vagina
Mbak Nurul yang membuat lidahku seperti dijepit-jepit. Makin lama
lubang itu makin basah oleh cairan bening yang agak lengket yang
terasa asin di lidahku. Mbak Nurul kini makin keras mengerang dan
terengah-engah dalam tidurnya. Rupanya ia merasakan kenikmatan dalam
mimpi, ketika kemaluannya aku ciumi dan aku jilati. Pinggulnya mulai
menggelinjang dan kakinya ikut menggeliat.

Melihat tingkah Mbak Nurul yang begitu merangsang menggairahkan,aku
tak mampu menahan gelegak birahiku.Aku segera menurunkan celana
training beserta celana dalamku,sehingga mencuatlah batang penisku
yang besar dan panjang serta tegak mengeras kemerahan.Perlahan-lahan
kedua kaki Mbak Nurul kutarik melebar,sehingga kedua pahanya
terpentang. Kedua lututku melebar di samping pinggul wanita berjilbab
ini lantas tangan kananku menekan pada karpet, tepat disamping tangan
Mbak Nurul , sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah
merangkak di atas wanita ini.Tangan kiriku memegang batang
penisku.Perlahan-lahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir
kemaluan Mbak Nurul yang telah basah itu. Kepala penisku yang besar
itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada bibir kemaluan wanita
berjilbab tetanggaku ini. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut
Mbak Nurul dan badannya agak mengeliat, tapi matanya masih tetap
tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah
bibir kemaluan ibu muda berjilbab yang cantik ini.

Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara bibir kemaluan Mbak
Nurul . Dari mulut wanita berjilbab ini tetap terdengar suara
mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai
gelisah,agaknya Mbak Nurul mulai sadar. Aku tidak mau mengambil
resiko, sebelum Mbak Nurul sadar, aku sudah harus memasukkan penisku
ke dalam kemaluan ibu muda tetanggaku ini.
Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan
perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku
mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan wanita berjilbab ini.
Kelihatan sejenak kedua paha Mbak Nurul bergerak melebar, seakan-akan
tak mampu menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluannya.
Badannya tiba-tiba mulai bergetar menggeliat dan lantas kedua matanya
mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang
bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan dia siap untuk
berteriak. Dengan cepat aku memagut bibir Mbak Nurul untuk mendekap
mulutnya agar jangan berteriak. Karena
gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga
lagi,akibatnya seluruh berat pinggulku langsung menekan ke bawah,
sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam
lubang kemaluan Mbak Nurul dengan cepat.

Badan Mbak Nurul tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk
dirapatkan,sedangkan kedua tangannya terlihat refleks mendorong ke
atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi
tertahan oleh bekapan bibirku yang melumat mulutnya.
"Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!" desahnya tidak jelas.Kemudian
badannya mengeliat-geliat dengan hebat dan meronta-ronta, kelihatan
Mbak Nurul sangat kaget luar biasa melihatku tengah
menindihnya.Meskipun Mbak Nurul meronta-ronta hebat, akan tetapi
bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku
dengan rapat. Karena gerakan-gerakan wanita berjilbab
ini dengan kedua kakinya yang meronta-ronta itu, penisku yang telah
terbenam di dalam vagina Mbak Nurul terasa dipelintir-pelintir dan
seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam vagina ibu muda ini.
Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

Cukup lama wanita berjilbab ini meronta-ronta hebat sebelum akhirnya
rontaan Mbak Nurul ini mulai melemah .Nafasnya memburu dengan mata
yang menyorot tajam ke arahku penuh kemarahan dan kebencian.Wajah
yang masih terbalut jilbab putih lebarnya itu kini merah padam,namun
kemudian mata yang menyorot tajam itu terpejam,bahkan air matapun
mengalir deras dari kedua matanya membasahi jilbab putih yang masih
membalut wajahnya.Aku tidak memperdulikan semua itu bahkan aku justru
mulai menggerakan penisku yang terjepit dalam kemaluan Mbak
Nurul .Aku terus menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di
dalam liang kemaluan ibu muda yang hangat itu. Liang itu berdenyut-
denyut, seperti mau melumat kemaluanku. Rasanya nikmat luar
biasa.Sembari terus menggerakan penisku naik turun,tanganku kembali
menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat
itu.Tanganku meremas perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya
bagian puting susu yang sudah mencuat ke atas. Beberapa menit
kemudian aku melihat kian lama air mata dari mata Mbak Nurul yang
terpejam mulai menyusut bahkan kembali aku merasakan,wanita berjilbab
ini mulai kembali terengah seperti sebelum tersadar dari pengaruh
obat tidurku.

Dengan dada berdebaran melihat perubahan pada Mbak Nurul ,aku
melepaskan lumatan bibirku pada mulutnya dan aku nyaris
terpekik,ketika aku melepaskan bibirku dari mulut Mbak Nurul.Ternyata
mulut Mbak Nurul tengah merintih dan mengerang,membuatku kian liar
menggerakan penisku naik turun pada kemaluan ibu muda ini.Seakan aku
baru menyadari kalau wanita cukup lama ditinggal suaminya mencari
nafkah ke luar negeri,sehingga walapun mungkin hatinya menolak
perlakuanku,namun tubuhnya tidak bisa menyembunyikan kenikmatan yang
didapatnya.Bahkan semakin lama aku merasakan pinggul Mbak Nurul ikut
bergoyang mengikuti gerakan penisku yang naik turun dalam jepitan
kemaluannya.Semakin lama rintihan Mbak Nurul kian jalang dan
tubuhnyapun menggelinjang merasakan nikmat yang lama tak didapatinya
walaupun matanya masih terpejam.Dan akupun merasakan semakin nikmat
luar biasa yang memelintir penisku dalam vagina ibu muda berjilbab
ini.

Cukup lama tubuhku naik turun menyetubuhi ibu muda berjilbab
tetanggaku ini.Nafasku terengah disertai desahan kenikmatan di atas
tubuh Mbak Nurul yang juga merintih dan menggelinjang dengan
jalang.Semakin lama aku semakin merasakan nikmat pada penisku
sehingga beberapa menit kemudian aku merasakan hendak sampai ke
puncak kenikmatanku.Dengan sepenuh tenaga aku menekan pinggulku kuat-
kuat sehingga ujung penisku menyentuh dasar kemaluan Mbak Nurul lalu
dengan geram yang cukup keras aku menuntaskan kenikmatan luar biasa
yang kurasakan saat penisku memuntahkan cairan hangat cukup banyak
dalam liang kemaluan Mbak Nurul .

Aku menggeram penuh kenikmatan "Ahhhhh..Mbak
Nuruuullll..Ahhhhhh..Enaaakk."
desahku sambil memeluk Mbak Nurul erat-erat.Beberapa saat aku
menikmati orgasmeku sebelum
akhirnya aku lunglai di atas tubuh wanita berjilbab ini.Nafasku
terengah-engah letih namun aku merasakan kenikmatan yang luar biasa
yang sulit terlukiskan.

Baru sekejap aku lunglai,aku tersentak ketika aku merasakan tubuh
Mbak Nurul bergetar hebat,lantas tanpa aku duga tangannya memelukku
kuat-kuat dan kedua pahanya melingkar memeluk pinggangku dengan
ketat.Wanita berjilbab ini memiawik kenikmatan ketika kurasakan
penisku yang masih terjepit dalam kemaluannya terasa tersedot-sedot
sebelum akhirnya terguyur cairan hangat yang membasahi batang
penisku. . "Ahhh..sssahhhh...enaaaaak...ahhhhhhh"pekik Mbak Nurul
yang masih berbalut jilbab putih sambil memelukku tubuhku kuat-
kuat.Rupanya wanita berjilbab ini telah sampai pada puncak
kenikmatannya.Beberapa saat aku merasakan ibu muda berjilbab ini
dalam orgasme hingga akhirnya kedua tangannya yang semula memelukku
terkulai lemas dan kedua kakinya yang semula menjepit pinggangku
kembali tergolek lemas.Aku pun segera mencabut kemaluanku dan
terlentang di sebelah Mbak Nurul yang terpejam kenikmatan.

Beberapa saat suasana sunyi,hanya terdengar nafasku dan nafas Mbak
Nurul yang berangsur normal.Namun beberapa saat kemudian aku
dikagetkan oleh Mbak Nurul yang tiba-tiba menjerit histeris.Aku
tergagap bangun dan kulihat wanita berjilbab ini duduk dengan
menatapku penuh kebencian dan kemarahan,bibirnya terlihat gemetar
dengan wajah yang merah padam.Tubuhnya pun terlihat menggigil hebat
dengan nafas yang memburu.

"Kenapa Mbak?..bukankah Mbak Nurul juga ikut menikmati??"ujarku
sambil tersenyum penuh arti kepada wanita tetanggaku ini

"Tidaaaaaaaaaaaak..!!!!!!!!"pekik Mbak Nurul membuatku kaget.

Tapi belum sempat aku berkata kembali, tiba-tiba Mbak Nurul telah
bangkit lantas membenahi jilbab dan pakaiannya dengan tergesa-
gesa.Aku hanya mampu memandangnya ketika wanita berjilbab ini
kemudian berlari keluar dari rumahku.Wajah cantiknya terlihat merah
padam,dan aku lihat air mata mengalir menyusuri pipinya.

Beberapa saat aku termangu-mangu memandang kibaran jilbab putih yang
lebar yang dipakai Mbak Nurul, saat ibu muda ini berlari keluar dari
rumahku menuju rumahnya.Setelah wanita berjilbab itu hilang dari
pandanganku aku menyeringai puas..

"Ternyata aku tak hanya mampu melihat keindahan tubuh yang selalu
tertutup jilbab dan pakaian panjang itu,bahkan aku juga mampu
menikmatinya..hehehehe.."bisikku sambil terkekeh.

Aku masih tenggelam dalam lamunanku ketika akhirnya aku dikagetkan
suara Faiz yang rupanya bangun dari tidurnya di kamarku.

"Oom Faiz mau pulang " katanya .

Aku tersenyum memandang anak sulung Mbak Nurul ini. .

"Ya hati-hati yah..salam buat ibumu..ibumu memang
cantik,mulus,sintal,dan hebat luar biasa,cah
bagus .....hehehehehehe!!"kataku sambil terkekeh membuat bocah cilik
ini terheran-heran.
(Tamat)